Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs Wanita

Anak-Anak yang Dibuang

Diringkas oleh: S. Setyawati

Saat ini, orang yang melakukan operasi pengguguran nonterapi semakin banyak. Pengguguran nonterapi adalah pengguguran yang dilakukan bukan untuk menyelamatkan jiwa ibu karena kehamilannya membahayakannya, melainkan untuk menutupi rasa malu dan melenyapkan tekanan batin karena kehamilan di luar nikah atau tidak direncanakan. Di Amerika Serikat, para dokter melakukan 1,5 juta pengguguran setiap tahun. Tragisnya, ada beberapa ahli kependudukan yang mengatakan bahwa pengguguran merupakan cara baru untuk mengendalikan kelahiran. Ini tidak benar! Pengguguran tidak sama dengan pengendalian kelahiran. Pengendalian kelahiran adalah sebuah cara untuk mencegah terbentuknya kehidupan, sedangkan pengguguran adalah usaha untuk melenyapkan kehidupan yang sudah terbentuk.

Benarkah pengguguran itu merupakan pilihan yang mudah? Bagi masyarakat umum, pengguguran dianggap sebagai cara yang "cepat dan mudah" untuk terbebas dari aib dan masalah. Lebih mengerikan lagi jika "para ahli pengguguran bayaran" tidak memberitahukan apa yang mereka lakukan terhadap bayi dalam kandungan dan si "pasien". Sesungguhnya, pengguguran adalah tindakan besar yang dapat mengakibatkan komplikasi berbahaya, baik bagi ibu ataupun bayi dalam kandungannya. Pengguguran juga dapat memicu terjadinya keguguran pada masa yang akan datang, kehamilan di luar rahim, kelahiran prematur, kemandulan, dan gangguan-gangguan emosional.

Sumpah Munafik?

Gambar: Janin

"Aku tidak akan memberikan obat yang mematikan pada siapa pun juga, dan tidak akan menawarkan nasihat yang mematikan. Aku akan menjaga diri agar tak bercela dan suci." Pernyataan ini adalah bagian dari sumpah yang diucapkan oleh para dokter selama berabad-abad yang lalu sebagai standar moral profesi mereka. Kata-kata yang agung ini diberi bingkai yang indah dan digantung di ruangan-ruangan praktik para dokter dan rumah-rumah sakit. Ironisnya, di tempat yang sama, ada banyak bayi tak berdosa dibunuh setiap tahun.

Dr. John Szenens, berkata, "Anda harus menjadi dokter yang munafik. Di ruang yang satu, Anda harus menghibur seorang pasien dengan mengatakan bahwa sedikit ketidakberesan pada jantung bayinya tidak menjadi soal, ia akan melahirkan seorang bayi yang bagus dan sehat. Namun, di ruang lainnya, Anda harus menghibur seorang wanita yang baru saja Anda bantu untuk melakukan pengguguran dengan mengatakan bahwa janinnya sudah tidak beres jantungnya, jadi si ibu tak perlu menyesal -- ia tak akan melahirkan seorang bayi yang hidup." Dr. Szenens melanjutkan, "Mula-mula, kami melakukan pengguguran pada janin-janin kecil sehingga detakan-detakan jantung dan geraknya tak begitu nyata. Saya kira, jika sejak awal saya langsung melakukannya pada janin berusia 24 minggu, saya akan mengalami berbagai ketegangan dalam pikiran karena memikirkan apakah ini suatu pembunuhan atau bukan. Namun, kami memulai pengguguran hanya terhadap janin yang berusia 15 -- 16 minggu, tentunya janin itu belum merasakan apa-apa. Lalu, tanpa disadari, kami mulai melakukan pengguguran terhadap janin-janin yang lebih besar. Tiba-tiba, sewaktu kami menyuntikkan cairan garam, kami melihat ada gerakan-gerakan dalam rahim. Pasti ini adalah janin yang menderita karena menelan cairan garam beracun, ia menendang-nendang dengan panik dan dalam keadaan sekarat. Anda dapat memalingkan muka atau menghibur diri dengan mengatakan bahwa itu hanya disebabkan oleh kontraksi otot-otot rahim saja. Bagaimanapun juga, hal ini menekan batin kami. Sebab sebagai dokter, kami mengerti betul bahwa bukan itu yang sebenarnya terjadi. Mungkin ada alasan yang cukup kuat bagi seorang dokter untuk melakukan pengguguran, yaitu tekanan batin wanita yang tak ingin hamil. Akan tetapi, apa pun alasannya, itu tetap merupakan suatu pembunuhan."

Susan Lindstrom, MSW, berkata, "Saya mengalami banyak kesukaran dalam perasaan saya karena pengguguran-pengguguran pada masa lalu. Agar mengetahui dengan jelas, suatu hari saya memasuki ruangan tempat mereka menyimpan bayi-bayi sebelum dibakar. Janin-janin itu dikumpulkan dalam wadah, seperti ayam potong yang dijual di pasar. Saya menjenguk ke dalam wadah di depan saya. Di dalamnya ada bayi kecil yang telanjang, berlumuran darah. Ia berwarna merah keungu-unguan karena memar dan wajahnya tegang, sangat menderita karena dipaksa untuk mati terlalu cepat. Kemudian, saya buka tutup-tutup wadah yang lain dan mengangkat janin-janin itu serta mengamatinya. Terakhir, saya mengangkat sebuah janin yang amat besar dan terdapat tulisan sebagai berikut -- Nama ibu: C. Atkins, Nama dokter: Saul Marcus, Jenis kelamin: laki-laki, Usia saat digugurkan: 24 minggu (6 bulan). Saya teringat pada nona Atkins -- seorang gadis cantik berambut pirang. Yah, bayi ini harus dibakar besok -- demi ibunya."

Kekerasan Hati

Salah seorang dokter yang pernah melakukan pengguguran untuk kali pertama merasa amat menderita dan mengira bahwa ia akan mati. Selama berminggu-minggu, ia mengalami tekanan batin sampai-sampai hendak bunuh diri. "Waktu pertama kami melakukan pengguguran, saya merasa menjadi seorang pembunuh. Namun, saya melakukannya lagi, lagi, dan lagi. Dan, 20 tahun kemudian, saya menjadi kebal terhadap suara hati nurani. Yah, saya perlu uang. Itu adalah pekerjaan yang mudah untuk dilakukan -- melihat para wanita sebagai hewan dan bayi-bayi sebagai kumpulan daging belaka," katanya.

Ketiga orang di atas tetap melakukan operasi pengguguran meskipun mereka pernah mengalami tekanan batin setelah melakukan pengguguran. Mengapa bisa begitu? Alkitab menjelaskan itu sebagai pengerasan hati. Hati nurani menjadi keras karena seseorang terus menolak mendengar bisikan lembut yang memberi tahu Anda tentang "sesuatu yang salah". Saat kita berdalih dan memutarbalikkannya, maka suatu hari nanti kita akan bangun dan menemukan bahwa suara hati itu telah hilang! Awalnya, kita mungkin bernapas lega, tetapi di dalam lubuk hati yang terdalam kita menangis sedih karena hati nurani kita yang bisa menjadi sarana Allah untuk memberitahukan kebenaran kepada kita sudah mati dan tidak dapat dipulihkan lagi!

Apa Kata Ilmu Pengetahuan?

Kapankah janin akan menjadi "manusia"? Secara medis, jantung sudah mulai berdetak saat janin menginjak usia 14 -- 28 hari. Pada hari ke-30, hampir setiap bagian tubuhnya sudah mulai terbentuk. Ia dapat menggoyangkan tangan dan kakinya menjelang usia 6 minggu. Pada usia 43 hari, getaran otaknya sudah dapat dibaca dengan alat-alat kedokteran. Pada usia 8 minggu, ia sudah memiliki sidik jari, sudah bisa kencing, bisa mengepal dengan kuat, dan merasakan sakit. Ilmu pengetahuan mengatakan, pada saat sperma dan sel telur bertemu, mereka itu menjadi susunan yang lengkap dan sempurna. Lalu, berkembang menjadi bayi, anak, dan manusia dewasa. Setiap tingkat perkembangan, manusia mengalami proses pematangan dan penyempurnaan bagian-bagian tubuhnya.

Apa Kata Allah?

Apakah janin dapat disebut "manusia"? Ya. "Firman Tuhan datang kepadaku, bunyinya, 'Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa.'" (Yeremia 1:4-5) Allah sudah mengenal Yeremia ketika ia masih hidup dalam kandungan ibunya. Allah menguduskannya dan menetapkannya menjadi seorang nabi. Jika demikian, bila bayi digugurkan, maka "Yeremia" pun terbunuh. Ibu Yeremia belum mengetahui nama bayi yang dikandungnya, tetapi Allah sudah memberikan nama kepadanya. Ibu Yeremia juga belum mengetahui bahwa bayi dalam kandungannya akan menjadi seorang nabi Allah yang besar, tetapi Allah sudah menetapkannya. Jadi, jika bayi itu digugurkan, Allah akan merasa sangat kehilangan. Hal yang sama juga berlaku pada Yohanes dan Yesus (Baca Lukas 1:11-17 dan Lukas 1:31-33). Dari kebenaran itu, kita tahu bahwa Allah mengasihi setiap orang sejak ia dibentuk melalui proses pembuahan.

Mari Kita Hitung Harganya

Di Jerman, Nazi mengizinkan pemusnahan anggota masyarakat yang "tak berguna". Dan, kini semakin banyak orang yang mengikuti jejak Nazi. Ketika mereka tidak menginginkan lahirnya bayi-bayi, mereka membunuh bayi-bayi itu dengan kejam.

Di sisi lain, Allah sangat mengasihi bayi-bayi dalam rahim. Hanya Allah yang berhak memberi dan mencabut kehidupan (Ulangan 32:39). Hanya Dia yang berhak membuka dan menutup kandungan. Namun, manusia mengundang malapetaka dengan tangannya sendiri. Dengan alasan-alasan egois, ibu-ibu dan para dokter melawan kehendak Tuhan. Alkitab berkata, "Orang yang tidak bersalah tidak boleh kau bunuh ... sebab Aku tidak membenarkan orang yang bersalah." (Keluaran 23:7) "Mata Tuhan ada di segala tempat, mengawasi orang jahat dan orang baik." (Amsal 15:3)

Dongeng Tentang "Anak-anak yang Tak Diinginkan"

Allah mengasihi setiap orang sejak ia dibentuk melalui proses pembuahan.
  1. Facebook
  2. Twitter
  3. WhatsApp
  4. Telegram

Mereka yang setuju dengan pengguguran sering kali berkata, "Tidak baik kalau kita membiarkan 'anak yang tak diinginkan' lahir ke dunia ini." Ini tidak benar. Ini dilakukan karena mereka mengutamakan kesenangan dan kepentingan si ibu atau ayah bayi. Jangan gegabah, pembunuhan mengakibatkan penyesalan seumur hidup. Jangan membinasakan sesuatu yang bukan milik kita. Janin itu milik Allah, walaupun ia ada dalam rahim kita. Jika kita merasa tak mampu membesarkannya, berdoalah, dan carilah solusi dari Tuhan yang sesuai dengan firman-Nya.

Pemberian yang Hidup

Ingatlah, di luar sana ada banyak keluarga yang menantikan kehadiran anak selama bertahun-tahun. Bayi Anda mungkin dapat menjadi jawaban untuk doa mereka! Jika kita merasa tak mampu membesarkan bayi kita, memberikannya kepada mereka sebagai pemberian yang hidup adalah pemberian yang besar! Jangan sekali pun menjadi pembunuh, dosa itu akan selalu terbayang dalam ingatan dan senantiasa mengejar sepanjang hidup! PENGGUGURAN ADALAH PEMBUNUHAN!

Mungkin, Anda merasa terpojok dan tidak berpengharapan. Akan tetapi, pengguguran bukanlah jalan keluar. Allah mengatakan kepada kita untuk tidak membunuh (Keluaran 20:13). Melawan Tuhan hanya akan memperburuk masalah. Dan, setiap keputusan yang kita ambil, harus dipertanggungjawabkan kepada Allah. Percayalah, Yesus mengenal Anda dan Ia amat mencintai Anda (dan bayi Anda). Di dalam Tuhan pasti ada jalan keluar!

Diringkas dari:
Judul buku : Ditetapkan untuk Mati, tapi Hidup dan Bernyanyi
Penulis : Irene Ralahalu
Penerbit : Nafiri Allah Terakhir, Surabaya 2002
Halaman : 3 -- 21

Download Audio

Tipe Bahan: 
Kolom e-Wanita: 
kategori: 

Komentar