Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs Wanita

Apa yang Alkitab Katakan Tentang Hidup Sehat?

"Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, -- dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!" (1 Korintus 6:19-20)

Jadi, jelas tubuh kita adalah bait Roh Kudus. Ini saja sudah bisa menjadi alasan yang cukup bagi kita untuk memedulikan tubuh kita! Akankah tubuh kita yang adalah bait Roh Kudus ini kita isi atau kita "hiasi" dengan minyak atau lemak dan "sampah-sampah" yang kotor? Tentunya tidak! Apalagi, diri kita bukanlah milik kita sendiri lagi; kita telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar, sehingga kita memunyai tanggung jawab untuk memuliakan Allah dengan tubuh kita yang sehat ini.

Jika Tuhan ingin menggunakan kita dalam tugas-Nya, maka kita harus menjadi sehat dan energik dalam melaksanakan kehendak-Nya. Ini adalah tanda hormat kita kepada-Nya.

"Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati" (Roma 12:1)

Jadi jelas, tubuh kitalah yang diminta untuk dipersembahkan kepada Tuhan sebagai persembahan yang hidup, kudus, dan berkenan, bukan semata-mata roh dan jiwa. Jika kita benar-benar mengasihi Tuhan dengan sepenuh hati, pikiran, jiwa, dan kekuatan kita, kita pasti akan mempersembahkan kepada-Nya sesuatu yang terbaik, termasuk tubuh kita sehingga kita akan menjaga agar tubuh kita tetap fit untuk pekerjaan-Nya. Ini adalah tanda hormat dan kasih kita kepada-Nya.

"... but do not let this freedom become an excuse for letting your physical desires control you ...." (Gal. 5:13, GNB)

"... tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa (dengan membiarkan keinginan fisik atau tubuhmu mengendalikanmu) ...." (Galatia 5:13)

Kemerdekaan yang kita miliki dalam Kristus adalah kemerdekaan dari dosa dan kemerdekaan dari masa lalu kita. Hidup baru kita dalam Kristus adalah salah satu sukacita, tetapi bukanlah salah satu dari sikap tidak bertanggung jawab kita. Salah satu buah roh adalah pengendalian diri (self-control) (Galatia 5:22). Jadi, biarkan roh yang mengendalikan kita, bukan keinginan tubuh/fisik kita yang mengendalikan kita.

Berapa banyak orang yang sedang diperbudak atau dikendalikan oleh keinginan (bukan kebutuhan) tubuhnya akan cokelat, kopi, teh, dan sebagainya yang sebenarnya secara ilmiah telah dibuktikan bahwa makanan dan minuman ini tidak berguna karena hanya untuk kepuasan keinginan saja; bahkan bahan-bahan ini bisa membahayakan tubuh kita karena sifat adiktif (ketagihan) yang ditimbulkannya.

"Segala sesuatu diperbolehkan. Benar, tetapi bukan segala sesuatu berguna." (1 Korintus 10:23)

"Segala sesuatu halal bagiku, tetapi bukan semuanya berguna. Segala sesuatu halal bagiku, tetapi aku tidak membiarkan diriku diperhamba oleh suatu apa pun." (1 Korintus 6:12)

Karena segala sesuatu diperbolehkan (bebas), Tuhan justru menempatkan tanggung jawab yang lebih banyak pada kita untuk memilih dan membuat keputusan sendiri dengan bijaksana. Kita memiliki hukum-hukum yang lebih sedikit dalam Perjanjian Baru, tetapi lebih banyak tanggung jawab untuk melakukan hal yang benar, dan semua hal yang diperkenankan untuk kita lakukan belum tentu berguna. Kita diharapkan untuk menunjukkan perhatian pada pilihan-pilihan dan keputusan-keputusan itu, bahkan yang menyangkut makanan sekalipun. Orang-orang yang mengatakan bahwa memakan makanan kesehatan akan menimbulkan perbudakan pada diri mereka, hanya berusaha menemukan alasan bagi kurangnya pengendalian diri mereka dan kelakuan-kelakuan mereka yang negatif. Orang-orang Kristen seharusnya bersikap positif terhadap makanan yang bermanfaat yang Tuhan sediakan bagi kita di Taman Eden (Kejadian 1:29).

Penting sekali bagi kita untuk bersikap menghargai makanan yang telah diciptakan oleh Tuhan sebagai makanan dan membatasi atau tidak mengonsumsi makanan yang sudah diolah dan dikembangkan oleh manusia.

Ingatlah selalu tiga prinsip di bawah ini:

PRINSIP I
Makanlah hanya zat-zat/bahan-bahan yang Allah ciptakan sebagai makanan. Hindarilah apa yang tidak diciptakan sebagai makanan.

"Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji (padi-padian, polong-polongan, dan kacang-kacangan) di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji (buah-buahan); itulah akan menjadi makananmu." (Kejadian 1:29) - " ... tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu" (Kejadian 3:18b). Selada, kol, brokoli, bayam, asparagus, kangkung, dan lain-lain, serta umbi-umbian, ubi jalar, kentang, wortel, dan sebagainya)

PRINSIP II:
Sebanyak mungkin, makanlah makanan sebagaimana makanan itu diciptakan, sebelum diubah/diolah/dikembangkan menjadi sesuatu yang manusia pikir bisa menjadi lebih baik.

"Ada jalan yang disangka orang lurus [benar], tetapi ujungnya menuju maut." (Amsal 14:12; 16:25)

Dalam budaya kita yang konsumtif dan haus kesenangan, kita sering menambahkan bahan-bahan tambahan untuk makanan, bahan-bahan kimia sebagai pengawet, pemutih, perasa, dan sebagainya, dan mengolah makanan sehingga makanan tersebut tidak lagi memunyai zat-zat gizi seperti yang pertama kali dirancang Tuhan. Contoh: sayur dan buah kalengan, sosis, kornet, "hot dog", ham, "bacon", ayam olahan, roti "whole wheat", roti putih, beras merah, beras putih, dan sebagainya.

PRINSIP III:
Hindarilah kecanduan makanan. Jangan biarkan satu pun makanan atau pun minuman menjadi allahmu.

"Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku." (Keluaran 20:3)

Contoh: kecanduan/ketagihan.

  1. zat-zat kimia: alkohol, obat-obatan, tembakau.
  2. makanan/minuman: kafein, teh, lemak, gula, garam.

"Jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan melakukan apa yang benar di mata-Nya, dan memasang telingamu kepada perintah-perintah-Nya dan tetap mengikuti segala ketetapan-Nya, maka Aku tidak akan menimpakan kepadamu penyakit mana pun, yang telah Kutimpakan kepada orang Mesir; sebab Aku, Tuhanlah yang menyembuhkan engkau." (Keluaran 15:26)

Ayat ini menjelaskan salah satu penyebab timbulnya penyakit, yaitu bahwa sering kali kita tidak menaruh perhatian pada instruksi-instruksi Tuhan mengenai hidup sehat. Banyak orang mengatakan bahwa hukum-hukum makanan pada Perjanjian Lama adalah sebuah simbol belaka tentang kesucian dan tidak memiliki hubungan yang sebenarnya dengan kesehatan. Kenyataannya, sekarang ini telah banyak penelitian ilmiah yang membuktikan bahwa benar hukum-hukum mengenai makanan yang diatur Tuhan bagi kesehatan fisik umat yang telah dipilih-Nya adalah terbukti erat kaitannya dengan kesehatan dan bukanlah sebuah perayaan ritual belaka.

Berikut ini adalah beberapa contoh hukum kesehatan yang ada di dalam Alkitab yang ternyata telah dibuktikan secara ilmiah (berdasarkan ilmu kedokteran):

Pertama, dalam sesaat, orang-orang kusta diperintahkan untuk tinggal di luar tembok kota dan tidak berhubungan dengan penduduk biasa. Walaupun kenyataan bahwa penyakit itu bisa menular belum diketahui pada saat itu, Tuhan tahu dan memerintahkan orang-orang Yahudi sesuai dengan itu. Perintah Allah kepada Musa ini terdapat di dalam Imamat 13 dan 14.

Kedua, Kejadian 17:12 mengatakan, "Anak yang berumur delapan hari haruslah disunat, yakni setiap laki-laki di antara kamu, turun-temurun; ...." Ketika kita taat pada perintah ini, yaitu penyunatan baru dilakukan pada hari kedelapan, risiko perdarahan selama penyunatan turun secara drastis. Sebaliknya, bisa terjadi komplikasi yang berbahaya akibat perdarahan tersebut jika waktu penyunatan dilakukan lebih awal dari hari kedelapan, karena penelitian telah membuktikan bahwa vitamin K (suatu zat yang berperan dalam proses pembekuan darah) kadarnya paling rendah adalah pada hari kedua sampai hari kelima bayi baru lahir. Setelah hari kelima sampai hari ketujuh, barulah bayi baru lahir membentuk cukup vitamin K yang memungkinkan dilakukannya penyunatan agar tidak terjadi perdarahan.

Ketiga, Imamat 3:17 mengatakan, "Inilah suatu ketetapan untuk selamanya bagi kamu turun-temurun di segala tempat kediamanmu: janganlah sekali-kali kamu makan lemak dan darah." Ayat-ayat yang lain yang meneguhkan ini adalah Imamat 7:23-27, Imamat 17:10, dan Kejadian 9:4.

Saat ini ilmu kedokteran telah membuktikan bahwa memakan lemak yang jenuh dapat menyebabkan penyakit jantung dan kanker. Memakan darah adalah tidak sehat karena darah mengangkut infeksi (oleh bakteri, virus, dan sebagainya), dan toksin-toksin yang beredar/bersirkulasi dalam darah yang masuk ke tubuh binatang. (Ingat kalau kita sakit, dokter akan menganjurkan kita untuk periksa darah di labolatorium untuk mengetahui jenis kuman atau mikroorganisme apa yang terkandung di dalam darah itu sehingga dapat menentukan diagnosa penyakit). Jika manusia makan darah binatang, mereka akan tercemar oleh infeksi-infeksi dan toksin-toksin ini. Oleh karena itu, jika ingin makan daging, masaklah dengan baik, jika ingin makan "steak", pilihlah yang matang!

Alkitab juga mengungkap tentang jenis daging yang dapat dimakan dengan aman, yaitu dari hewan yang "bersih/halal" (baca Imamat 11:3; 11:9; 11:13-20). Sedangkan hewan yang "tidak bersih/haram", misalnya babi, sangat tidak aman mengingat dagingnya sangat berlemak, padahal toksin-toksin pada babi terutama tertumpuk pada lemaknya. Lemak pada babi ini tidak dapat dipisahkan atau diisolasi dari dagingnya seperti halnya pada sapi (hewan "bersih"), tapi terdispersi/tersebar ke dalam dagingnya. Produk-produk babi -- seperti bologna, bacon, lunch meat -- sering kali sangat mengandung lemak yang tinggi.

Salah satu tokoh dalam Alkitab yang memilih makanan yang murni dan sehat adalah Daniel. Ia memilih untuk hanya memakan sayuran dan menolak makanan yang mahal dari meja raja. Ketiga temannya, Sadrakh, Mesakh, dan Abednego, melakukan hal yang sama. Setelah mereka makan sayuran selama 10 hari dan minum air, mereka lebih kuat dan sehat daripada orang-orang yang memakan makanan mewah. Sejak itu, para penjaga membiarkan mereka melanjutkan memakan sayuran daripada memakan apa yang telah disediakan oleh raja.

Daniel 1:15, 20

"Setelah lewat 10 hari, ternyata mereka lebih sehat (they looked healthier, NIV) dan lebih bergizi (better nourished, NIV) dari seluruh orang muda yang telah makan santapan raja." - "Dalam tiap-tiap hal yang memerlukan kebijaksanaan dan pengertian, yang ditanyakan raja kepada mereka, didapatinya bahwa mereka sepuluh kali lebih cerdas daripada semua orang berilmu dan semua ahli jampi di seluruh kerajaannya."

Diambil dan disunting seperlunya dari:

Judul buku : Rahasia Umur Panjang
Penulis : dr. Elizabeth Subrata
Penerbit : Adonai Publishing, Jakarta Barat 2004
Halaman : i -- viii
Tipe Bahan: 
Kolom e-Wanita: 
kategori: 

Komentar