Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs Wanita

Bangsa Semut

Dalam keseluruhan naskah kitab Mazmur yang puitis, tidak didapati kata "semut" sebagai kosakata dalam pujian Mazmur. Bahkan, Tuhan Yesus tidak memakai "semut" di dalam ilustrasi pengajaran-Nya ataupun dalam perumpamaan-Nya. Paulus pun tidak menggunakan kata "semut" di keseluruhan surat yang dia tulis. Sepertinya, semut itu sungguh-sungguh kecil yang patut diabaikan. Benarkah demikian?

Ilmuwan yang menyelidiki semut menuliskan bahwa ada lebih dari 12.000 jenis semut. Sebagian besar hidupnya di daerah tropis. Sebagian besar semut dikenal sebagai serangga sosial.

Amsal sebagai kitab hikmat menulis semut dalam 2 ayatnya. Pertama, Amsal 6:6, "Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak." Kedua, Amsal 30:25, "semut, bangsa yang tidak kuat, tetapi yang menyediakan makanannya di musim panas."

Sebagai bakul nasi, aku punya seribu satu cerita. Ada saja kisah sukses. Dan, jujur saja, ada banyak cerita gagal. Stttt......

Suatu hari aku menerima pesanan nasi yang agak banyak porsinya. Sehingga, aku harus memasak nasi 2 kali di rice cooker. Nasi masakan pertama sudah rampung. Kupindahkan ke baskom yang besar. Lalu, aku tutupi dengan serbet.

Gambar: Semut

Aku cuci mangkuk rice cooker untuk memasak nasi kedua kalinya.

Lalu, aku menyiapkan bumbu bawang bombai. Aku juga memotong semua daging sebagai racikan nasi itu. Kusimpan daging itu di kulkas.

Acar ketimun sudah kuracik dan juga sudah dipacking. Aman dan segar di kulkas.

Setelah semua beres, aku buru-buru pergi ke pasar untuk beberapa keperluan. Karena kulihat waktuku masih sangat cukup dan sangat berlebih, entar pulang pasar, aku akan mengolah racikan nasi itu.

Sekitar 1 jam aku meninggalkan dapurku. Dengan riang gembira aku menghampiri dapurku, akan mengolah masakan yang lezat.

Nasi di rice cooker sudah matang sebagai ronde ke dua.

Lalu, aku buka serbet di baskom besar yang berisi nasi. Betapa terkejut, ratusan semut menyerbu nasiku itu. Terlihat ada beberapa ratu semut yang membawa bangsanya. Waduhhhh piye iki?

Ini namanya musibah di siang bolong yang terik lagi panas itu.

Setidaknya ada dua alternatif, yaitu memasak nasi lagi atau menyelamatkan nasi dari ratusan semut itu.

Pendek kata, musibah itu bisa kuatasi. Stay cool begitu acapkali kudengar di suasana kantor yang memuncak.

Dari musibah itu, tersadarlah aku, bahwa sebaiknya dan selayaknya aku membeli termos nasi. Ohhhhh...

Selama ini, pesanan nasiku paling banyak 15 porsi yang tidak perlu termos nasi.

Jika lebih dari itu, bukan hanya perlu tambahan garam, tetapi perlu juga tambahan kecerdasan. Setidaknya menyelamatkan nasi dari serbuan bangsa semut.

Dua minggu sudah berlalu, aku sungguh-sungguh membeli termos nasi. Sebagai persiapanku menerima orderan berikutnya, nasi ayam saus asam manis, di kala orderanku lebih dari 15 porsi. Aku sungguh tergugah oleh ayat 6 dari Amsal pasal 6, "jadilah bijak," setelah bangsa semut menggelitik inspirasiku.

Yvonne Sumilat,

16 September 2020

Komentar