Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs Wanita

edisi 24 - mengalahkan depresi

Sahabat Wanita yang setia jangan lupa membaca edisi e-Wanita bulan Desember 2009 dengan topik Natal. Adapun temanya adalah:

- e-Wanita 25: Natal Pertama
- e-Wanita 26: Natal yang Tak Berkesudahan

Kami juga mengajak Sahabat Wanita dan Pelanggan sekalian untuk mengirimkan cerita, kesaksian, dan pokok doa. Kiriman Anda akan kami publikasikan setiap bulannya melalui kolom Surat Anda, supaya menjadi berkat bagi orang lain. Kami tunggu e-mail Anda di meja redaksi yang beralamat di:

==> wanita(at)sabda.org

Selamat melayani, Tuhan memberkati!

Diringkas oleh: Davida Welni Dana

Sebuah peribahasa Indian kuno, "Anda tidak pernah tahu bagaimana perasaan orang lain sampai Anda berjalan sejauh 1 mil dengan memakai sepatu sandalnya", mengajarkan sebuah pelajaran yang berharga.

Setiap hari tekanan bisa membuat orang kehilangan keberanian, semangat, dan kadang harapan. Sulit mengemban tanggung jawab-tanggung jawab kita tanpa ada harapan.

Depresi adalah penyakit klasik para wanita. Mengapa? Ganti dua huruf depan kata depression (depresi) sehingga menjadi expression (ekspresi). Bila kita tidak mengekspresikan apa yang kita rasakan -- apa yang menganggu kita -- dengan cara yang membangun dan memulihkan, sangat sering hasilnya adalah depresi: cara wanita menangis tanpa air mata.

Engkau, yang berkata, "Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu," sekarang aku datang kepada-Mu.

Karena aku benar-benar letih. Aku benar-benar merasa letih, mental maupun fisik. Aku benar-benar tak berdaya, dicengkeram dengan tekanan. Aku terlalu lelah untuk makan. Terlalu lelah untuk berpikir. Terlalu lelah untuk tidur. Rasanya aku sudah dekat dengan titik kepenatan.

Shalom,

Setelah kita mengenali gejala-gejala depresi pada edisi e-Wanita yang lalu, kini kami mengajak Sahabat Wanita untuk mengalahkan depresi tersebut. Memang tidak mudah, apalagi ketika pikiran kita dipenuhi oleh pikiran-pikiran negatif. Tapi kami percaya obat yang paling manjur ketika kita merasa seluruh dunia berbalik melawan kita adalah bersandar pada Allah. Seperti halnya yang tertuang dalam renungan kali ini, yang berjudul "Aku Sangat Letih".