Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs Wanita

Pengaruh TV bagi Remaja

Remaja, Tolaklah Segala Dampak Buruk bagi Dirimu!

Remaja zaman sekarang beruntung hidup dalam kemajuan teknologi. Selain melalui internet, mereka dapat meraup sebanyak mungkin pengetahuan lewat acara televisi. Misalnya, sebuah buku roman klasik "Gone With The Wind" yang jumlah halamannya mencapai ratusan lembar, seluruh ceritanya dapat diikuti hanya dalam waktu kurang dari empat jam. Selain itu, remaja dapat menyaksikan langsung duel sepak bola Arsenal melawan Manchester United.

Sekitar 20 tahun lalu, kita hanya punya satu saluran televisi, yaitu TVRI. Kini ada 10 saluran. Artinya, ada ratusan ragam acara. Bahkan, ada saluran televisi yang berlangsung nonstop selama 24 jam. Acaranya pun sekarang jauh lebih bervariasi dan menarik dibanding dahulu. Kaum remaja dapat mengikuti sesukanya: musik, kuis, atau bahkan iklan yang menjadi kegemarannya.

Tidak ada manusia yang kuat melawan godaan. Akitab mengatakan, "... semua orang telah berdosa dan kehilangan kemuliaan Allah." (Roma 3:23, AYT)

FacebookTwitterWhatsAppTelegram

Namun, patut disayangkan bahwa pada kenyataannya, acara televisi kita jauh lebih banyak sisi buruknya ketimbang sisi baiknya. Setiap hari kita mendapat suguhan berita mengenai kekerasan, pembunuhan, pemerkosaan, narkoba, dunia mistik, kekuatan kuasa gelap, dan lain- lain. Baik film maupun komedinya sering bernada miring. Malahan, semakin malam, acaranya semakin "panas" dan memprihatinkan bila ditonton kaum remaja.

Yang lebih menyedihkan lagi, kita menyaksikan banyak remaja terjerumus ke dunia hitam. Bagai kuncup yang gagal berkembang, demikianlah kaum remaja sebagai tunas muda telah kandas sebelum berhasil menjadi manusia dewasa. Dan, penyesalan biasanya datang belakangan.

Dua Macam Dampak

Tak dapat disangkal, acara televisi memberi dampak yang sangat kuat dan besar bagi pemirsanya, terutama bagi kaum remaja -- entah itu dampak positif atau negatif.

Banyak orang menduga bahwa masa SMA perlu diwaspadai. Namun, ternyata, dari hasil wawancara, mereka mengatakan bahwa masa yang paling sulit dirasakan adalah justru ketika mereka beralih dari SD ke SMP (masa remaja). Pada masa itu, mereka sangat peka pada perubahan dan peralihan. Tokoh yang diidolakan menjadi teladan yang dianggap "sempurna" dan ditiru mentah-mentah. Masa itu merupakan keadaan ketika remaja mencari jati dirinya. Remaja dapat menjadi korban karena sangat dipengaruhi atau sebaliknya, menjadi pahlawan karena dapat memberi pengaruh yang positif kepada sesamanya.

Ada beberapa alasan mengapa remaja dapat dengan mudah terpengaruh, di antaranya rasa ingin diterima, ingin mampu seperti orang lain, kurang bimbingan orang tua, hanya sekadar coba-coba, atau pelarian karena tidak tahu harus berbagi atau curhat ke mana lagi.

Yang membanggakan tentu bila remaja dapat memberi sumbangsih yang positif kepada remaja lainnya. Misalnya, membantu mencerdaskan mereka, berkarya dan berprestasi, menguasai serta memanfaatkan teknologi.

Pada kenyataannya, sulit sekali menolak menyaksikan tayangan-tayangan yang tidak sehat dan tidak mendidik. Maklum, remaja penuh rasa ingin tahu dan mudah tergoda untuk mencoba-coba. Namun, tidak mustahil untuk berhasil menolaknya bila remaja memunyai tekad yang kuat dan sungguh-sungguh.

Gambar: remaja dan tv

Mengandalkan Roh Kudus Saja

Tidak ada manusia yang kuat melawan godaan. Akitab mengatakan, "... semua orang telah berdosa dan kehilangan kemuliaan Allah." (Roma 3:23, AYT)

Berarti, setiap orang pernah gagal dan dapat berbuat dosa.

Namun, untunglah kita tidak seorang diri dalam menghadapi pergumulan. Yang pasti, seperti halnya Daud, remaja juga dapat berseru, "Allah adalah tempat perlindungan dan kekuatan kita. Dia sungguh-sungguh pertolongan kita pada waktu-waktu kesusahan." (Mazmur 46:2, AYT)

Beberapa Kiat Menghindari Pengaruh Buruk

  1. Pilih acara televisi yang sehat, mendidik, dan membangun kepribadian.
  2. Tegas pada diri sendiri untuk berkata tidak pada tayangan yang akan memberi dampak buruk.
  3. Pikirkan masa depan yang masih panjang.
  4. Jangan biarkan kesenangan sesaat menghancurkan masa depan.
  5. Membentuk kelompok, mendirikan bengkel karya demi prestasi.
  6. Terus berusaha untuk kreatif dan produktif.
  7. Mengikuti kegiatan di gereja atau sekolah yang dapat membantu mengembangkan bakat-bakat lain yang ada.
  8. Menggali dan mengembangkan potensi diri semaksimal mungkin.
  9. Menyadari walau dosa dapat diampuni, penyesalan sering membuntuti terus sesudahnya.
  10. Ingat bahwa Tuhan senantiasa melihat perbuatan setiap orang.

Jika remaja memiliki kesibukan yang positif, yang disukai, dan yang membangun rasa percaya diri, dengan sendirinya ia akan lebih mudah menolak hal-hal yang tidak baik bagi dirinya. (ginx/2004)

Download Audio

Diambil dari:
Judul majalah : Kalam Hidup, No.708, Februari 2005
Penulis : Tidak dicantumkan
Penerbit : Yayasan Kalam Hidup, Bandung
Halaman : 33 -- 35

Tipe Bahan: 
kategori: 

Komentar