Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs Wanita

Pergi dan Beritakan: Peran Perempuan dalam Pelayanan

Anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat.

Melayani sebagai juru bicara Tuhan, Nabi Yoel dengan gembira menyatakan, “Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia. Anak-anakmu laki-laki dan anak-anakmu perempuan akan bernubuat, orang-orang tua akan mendapat mimpi, pemuda-pemuda akan mendapat penglihatan. Bahkan, kepada para hamba laki-laki dan kepada hamba perempuan, Aku akan mencurahkan Roh-Ku pada hari-hari itu.” (Yoel 2:28-29). Melalui Yoel, Tuhan meramalkan panggilan-Nya atas laki-laki dan perempuan yang, dengan curahan Roh Kudus, akan menubuatkan berita-Nya sehingga “siapa yang berseru kepada nama TUHAN akan diselamatkan” (Yoel 2:32). Sesungguhnya, nubuat Yoel adalah panggilan penginjilan yang berlaku untuk laki-laki dan perempuan.

Wanita di Gereja

Terlepas dari penggenapannya pada hari Pentakosta (Kisah Para Rasul 2:16-21), lebih dari dua ribu tahun yang lalu, banyak orang Kristen yang tetap berhati-hati -- atau bahkan anti -- berkenaan dengan peran perempuan dalam pelayanan. Haruskah seorang perempuan berkhotbah, berdoa bersama dengan laki-laki, atau melakukan peran sebagai pemimpin di sebuah gereja? Mereka yang menjawab “tidak” terhadap pertanyaan-pertanyaan semacam itu sering kali mengutip dua kalimat Paulus ini: “Perempuan harus tetap diam dalam jemaat karena mereka tidak diizinkan untuk berbicara, melainkan harus tunduk sebagaimana Hukum Taurat juga mengatakannya.” (1 Korintus 14:34)

“Aku tidak mengizinkan perempuan mengajar atau memerintah laki-laki; perempuan harus tetap tenang.” (1 Timotius 2:12)

Kitab Suci menginterpretasikan Kitab Suci.

Tentu saja, ketika dipisahkan, ayat-ayat ini tampak mengganggu bagi mereka yang mendukung pengkhotbah perempuan, atau nubuat Yoel, untuk persoalan tersebut. Akan tetapi, sebagaimana yang diketahui oleh pembaca, kalimat hanya bisa sepenuhnya dipahami jika dibaca dalam konteksnya. Aturan sederhana yang utama adalah Kitab Suci menginterpretasikan Kitab Suci. Dan, dengan mempelajari seluruh Kitab Suci, Anda akan mendapati bahwa Israel, para rasul, dan para penulis kitab Injil, dan Yesus sendiri, semuanya mendukung pandangan bahwa Allah memakai perempuan dengan cara yang luar biasa.

Didukung oleh Israel.

Kitab Hakim-Hakim menceritakan tentang seorang nabi perempuan bernama Debora yang diangkat oleh Allah untuk menjadi hakim dan membebaskan umat-Nya dari Raja Yabin yang jahat. Tidak terlewatkan untuk diperhatikan, Yael, istri Heber, juga memainkan peran yang signifikan dalam kisah itu. Dia membunuh komandan tentara Yabin, Sisera, yang menyelamatkan Israel dari pasukannya. Debora dan Yael, keduanya dipakai oleh Allah dengan luar biasa dalam pembebasan umat-Nya (lihat Hakim-Hakim 4-5).

Budaya Yahudi memperkenalkan wanita yang dipakai oleh Allah.

Karya sastra kuno Ibrani di luar Perjanjian Lama memiliki dongengnya sendiri tentang perempuan yang dipakai oleh Allah dengan luar biasa. Kisah tentang Yudith, meskipun fiktif, adalah dongeng kuno tentang seorang perempuan yang menjadi alat Allah bagi orang-orang yang tertindas. Dia mengecoh musuh-musuh Israel dengan menggunakan kewanitaannya sebagai senjata.

Kisah ini menunjukkan bahwa sebelum kekristenan, perempuan, dari zaman ke zaman, diangkat oleh Allah untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang mengagumkan, dan budaya Yahudi tidak menutup-nutupi kejadian ini, tetapi pada beberapa kesempatan memperkenalkan kejadian-kejadian itu.

jemaat di Korintus

Didukung oleh rasul-rasul.

Bertentangan dengan kalimat Paulus dalam surat-suratnya kepada jemaat di Korintus dan kepada Timotius, dia menyebutkan banyak perempuan yang bekerja bersama-sama dengan dirinya. Dalam Pasal 16, pada suratnya kepada jemaat di Roma, dibuka dengan menyerahkan Febe, pelayan jemaat di Kengkrea. Selain itu, dia menyapa Priskila dengan suaminya Akwila, pasangan yang bersama-sama melayani “semua jemaat non-Yahudi”. Maria, dia kemudian menyebutkan, “telah berkerja keras di antara kamu.” Yang terakhir, Yunia (ditunjuk sebagai seorang perempuan oleh bapa-bapa jemaat mula-mula) yang dianggap oleh Paulus sebagai “yang menonjol di antara rasul-rasul”. Tentu saja, Paulus tidak akan memperkenalkan perempuan-perempuan ini sebagai rekan sekerja dan (setidaknya, satu orang) rasul, jika dia tidak ingin menyebutkan mereka dalam pelayanan kepada orang banyak.

Juga disebutkan di surat kedua Yohanes, yang ditujukan kepada “ibu yang dipilih” (dan anak-anaknya) (2 Yohanes 1:1). Beberapa orang percaya bahwa perempuan ini adalah yang menyediakan rumahnya untuk menjadi tempat jemaat berkumpul.

Didukung oleh para penulis kitab-kitab Injil.

Para ahli setuju bahwa surat-surat Paulus ditulis sebelum empat kitab Injil. Dan, karenanya, mungkin adalah benar untuk berasumsi bahwa jika sentimen jemaat mula-mula menentang perempuan dalam pelayanan, ini akan tampak dalam kitab-kitab Injil kemudian. Akan tetapi, para penulis kitab-kitab Injil menceritakan banyak kisah tentang perempuan dalam penginjilan.

Dalam kisah tentang perempuan Samaria di dekat sumur, Yohanes mengatakan bahwa setelah bercakap-cakap dengan Yesus, perempuan itu kembali ke kotanya dan memberitahukan kepada orang-orang tentang Dia. Yohanes memperlihatkan, “Banyak orang Samaria dari kota itu menjadi percaya kepada Dia karena perkataan perempuan itu” (lihat Yohanes 4:1-42). Jelas, perempuan Samaria ini tidak diam!

Dalam catatan Lukas tentang tindakan rasul-rasul, dia mencatat Priskila dan suaminya Akwila menarik ke samping orang Yahudi yang terpelajar itu dan menjelaskan “Jalan Allah dengan lebih tepat” (Kisah Para Rasul 18:26).

Didukung oleh Yesus.

Yang terakhir, dalam kitab Yohanes, Yesus menugaskan Maria Magdalena untuk menjadi juru bicara pertama yang memberi tahu dunia tentang kebangkitan-Nya. Dia, seorang perempuan, menerima tugas khusus dari Yesus untuk “pergi kepada saudara-saudara-Ku dan katakan kepada mereka, ‘Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu’” (Yohanes 20:17). Misi pergi dan beritakan ini signifikan karena itu adalah pertama kalinya dalam kitab Injil Yohanes, Yesus mengatakan Allah sebagai Allah-Ku dan Allahmu. Melalui Maria Magdalena, Yesus mempersonalisasi Allah, menyatakan “kebapaan”-Nya adalah sama bagi semua orang percaya. Sungguh, ini adalah pesan yang baru dan Yesus memercayakan itu kepada seorang perempuan. Yang terakhir, adalah tepat untuk menyebutkan bahwa Maria Magdalena adalah pengikut Yesus yang radikal dan dikenal oleh jemaat mula-mula sebagai “rasulnya rasul-rasul”.

Bagaimana dengan Paulus?

Paulus

Lalu, bagaimana menanggapi dua pernyataan Paulus dalam surat-suratnya kepada jemaat di Korintus dan kepada Timotius? Setelah melakukan survei pada beberapa referensi tentang perempuan-perempuan Allah yang hebat di seluruh Alkitab, termasuk yang disebutkan oleh Paulus sendiri, jelas bahwa dia tidak bermaksud agar perempuan tidak boleh menjadi pemimpin atau tidak boleh berkhotbah. Kita harus ingat bahwa surat-surat Paulus ditujukan kepada jemaat-jemaat dan orang-orang tertentu, pada waktu yang khusus, untuk alasan yang khusus. Dalam hal ini, Paulus tampaknya berbicara kepada perempuan yang tidak tertib, berisik, dan mengganggu di dalam gereja. Dikatakan bahwa pengaturan tempat duduk dalam ibadah di jemaat mula-mula adalah sangat berbeda dengan saat ini. Perempuan ada di satu sisi dan laki-laki di sisi yang lain. Mungkin karena kurangnya pendidikan, diperkirakan perempuan akan berteriak kepada laki-laki dan menanyakan apa yang diajarkan. Nasihat Paulus kepada perempuan agar tetap diam bukan karena dia tidak memiliki pandangan bahwa mereka harus menyebarkan Injil, tetapi supaya ibadah berjalan dengan tertib.

Pergi dan Beritakan

Jika Anda seorang perempuan, merasa bebaslah untuk dengan berani memproklamasikan Kabar Baik tentang Kristus tanpa takut pada ketidaksetujuan Allah (atau manusia). Hari ini, perempuan terus mengalami nubuat Yoel tentang pencurahan Roh Kudus ke semua manusia dan sedang melakukan kontribusi yang signifikan dalam penginjilan. Sama seperti Maria Magdalena, perempuan-perempuan di gereja ditugaskan oleh Allah dalam cara yang dramatis untuk membawa berita yang baru dan segar kepada umat-Nya. Allah telah mengurapi dan memberikan misi kepada ANDA untuk “pergi dan beritakan!” (t/Jing-Jing)

Download Audio

Diterjemahkan dari:
Nama situs : Charisma Magazine
Alamat situs : https://www.charismamag.com/spirit/church-ministry/20354-go-and-tell-the-role-of-women-in-ministry
Judul asli artikel : Go and Tell: The Role of Women in Ministry
Penulis artikel : Kyle Winkler
Tanggal akses : 8 Januari 2019
Tipe Bahan: 
Kolom e-Wanita: 
kategori: 

Komentar