Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs Wanita

Persahabatan yang Sulit Itu Baik untuk Anda

Artikel oleh Frances Tibayan

Bagaimana seorang perempuan Kristen mengasihi saudari seimannya yang sulit untuk dikasihinya? Euodia dan Sintikhe, misalnya, memiliki hubungan yang tegang dan cukup sulit sehingga rasul Paulus mengingatkan mereka untuk "hidup rukun dalam Tuhan" (Filipi 4:2, AYT).

Gambar: gambar

Panggilan untuk berbagi kehidupan dengan keluarga gereja memberkati jiwa, tetapi juga memiliki beban yang kompleks. Allah mengharapkan kita untuk berjalan bersama dalam kasih persaudaraan (1 Tesalonika 4:9; Ibrani 13:1; 2 Petrus 1:7). Mengasihi satu sama lain adalah panggilan yang sangat tinggi -- panggilan yang mustahil untuk dilakukan seorang diri. Rencana-rencana Iblis dan kedagingan kita sendiri sering kali membuat kasih yang tulus terasa seperti mimpi di siang bolong. Sementara beberapa hubungan terasa begitu manis, menyegarkan, dan menantang, hubungan yang lain sering kali terasa sulit, membingungkan, dan bahkan menguras tenaga.

Banyak wanita yang saya kasihi yang frustrasi mengalami hubungan seperti ini di gereja mereka. Hubungan tersebut secara agresif mengganggu perasaan kita, membuat kita menjadi kritis dan terganggu. Ketika kehangatan tidak dibalas, maka perasaan diabaikan atau ketidakpedulian menggoda kita untuk membenci saudari tersebut. Kadang-kadang kita bersikap jahat satu sama lain. Kita malu karena merasa seperti ini. Kita merasa disalahpahami oleh saudari kita. Bahkan, suami, keluarga, dan teman-teman kita mungkin dapat terjebak di tengah-tengahnya.

Dengan hubungan yang menguduskan ini, Allah dengan baik hati menyingkapkan kesombongan kita, sambil mengingatkan kita akan kasih-Nya. Sangat menyedihkan melihat wanita lain yang mengalami masalah ini tidak memiliki strategi untuk menghadapinya. Berikut adalah beberapa pemikiran untuk membantu Anda mengasihi saudari seiman Anda dengan baik, dan menikmati supremasi Allah di tengah-tengah persahabatan yang rumit.

1. Mengucap syukurlah untuk saudari Anda.

Allah dengan penuh kasih memerintahkan, "Mengucap syukurlah dalam segala hal. Sebab, itulah kehendak Allah bagimu di dalam Kristus Yesus" (1 Tesalonika 5:18, AYT). Dalam segala hal? Ya, bersyukurlah kepada Allah untuk teman ini, dengan iman akan kebaikannya, bahkan ketika Anda tidak dapat melihat mengapa persahabatan ini baik untuk Anda. Yakobus memerintahkan kita untuk menganggap semua pencobaan sebagai sukacita (Yakobus 1:2-4).

Allah telah menempatkan Anda secara strategis dalam persahabatan khusus ini karena suatu alasan. Satu hal yang pasti: persahabatan ini akan memurnikan Anda dan iman Anda (1 Petrus 1:6-7). Memang menyakitkan untuk dimurnikan, tetapi hal ini penting bagi kita semua. Dan pada akhirnya, hal ini benar-benar baik bagi kita. Dengan mengembangkan sikap yang penuh syukur, kita akan ingat bahwa situasi ini bukanlah sebuah kesalahan, tetapi dimaksudkan untuk menghasilkan pujian, kemuliaan, dan kehormatan pada penyataan Yesus Kristus.

Jika saudari ini adalah orang percaya, ini jelas bukan sebuah kompetisi. Bersyukurlah kepada Allah karena Dia secara aktif bekerja di dalam diri Anda berdua untuk membuat Anda semakin serupa dengan-Nya.

2. Jujurlah bahwa hubungan itu sulit.

Akui bahwa hubungan itu rumit dan sulit. Mengabaikan atau meremehkan kesulitan tidak ada gunanya bagi siapa pun. Akui saja pada diri Anda sendiri, pada Tuhan, dan pada saudari Anda. Bicaralah dengannya secara pribadi dan langsung, karena hal itu sering kali dapat menjernihkan keadaan (Matius 18:15). Ketika Anda berbicara dengannya, ingatkan dia bahwa Anda peduli dan mengasihinya. Katakan padanya bahwa memiliki hubungan ini baik untuk Anda, dan bahwa Anda ingin secara konsisten bersikap terbuka dan jujur. Hanya karena persahabatan itu sulit, bukan berarti kepahitan atau kemarahan tidak bisa dihindari. Anda masih bisa saling mengasihi satu sama lain di tengah-tengah rasa sakit dan luka.

Berdamailah dengan kenyataan bahwa kerumitan mungkin akan terus ada. Hubungan Anda mungkin tidak akan pernah dihiasi oleh warna-warni pelangi dan kupu-kupu yang indah, tetapi akan selalu diwarnai dengan badai yang kelam. Allah mungkin telah menetapkan bahwa hubungan ini tidak akan menjadi lebih baik sampai di surga. Namun, kedewasaan rohani Anda terletak pada pemahaman bahwa kebahagiaan tidak didasarkan pada seberapa baik persahabatan yang Anda miliki (atau tidak Anda miliki), tetapi seberapa besar Kristus dialami dan dinikmati melalui persahabatan tersebut.

Orang Kristen menikmati Kristus bahkan dalam kesedihan -- "berdukacita, tetapi selalu bersukacita" (2 Korintus 6:10) -- karena kita masih berada di dunia ini. Marilah kita berhati-hati dalam memberhalakan dan menuntut hubungan yang nyaman dari Allah yang tidak terbatas bijaksana dan baik, dan yang mengasihi kita dan mengetahui apa yang terbaik bagi kita (dan siapa yang terbaik bagi kita).

3. Berdoalah.

Tuhan peduli akan hal ini. Dia tidak mengharapkan Anda untuk sekadar tegar. Dia tahu perjuangan Anda secara pribadi, sebagaimana Dia berjalan bersama dan memuridkan kedua belas murid.

Jujurlah dalam doa-doa Anda -- ceritakan kepada-Nya di mana dan bagaimana Anda berjuang untuk mengasihi teman Anda. Mintalah kepada Tuhan untuk menolong Anda mengasihi dia -- untuk menolong Anda melihat lebih banyak tentang Kristus dan lebih sedikit tentang diri Anda sendiri. Berdoalah agar Dia memampukan Anda untuk mematikan keinginan-keinginan Anda.

Mintalah kepada Allah untuk menyingkapkan dosa-dosa Anda. Setiap orang memiliki titik-titik kelemahan (Ibrani 3:12). Periksalah hati Anda untuk mencari dosa. Bagaimana hal itu muncul dalam interaksi Anda dengan teman Anda yang satu ini? Anda mungkin harus meminta maaf kepadanya. Hal ini akan merendahkan hati Anda, tetapi kerendahan hati selalu merupakan jalan Kristen ke depan (Filipi 2:3). Sungguh suatu presentasi yang indah dari Injil: orang-orang berdosa yang bertobat dan meminta pengampunan kepada Allah dan satu sama lain. Hal ini membantu membangun kehidupan dan gereja Anda menjadi sebuah komunitas yang penuh kasih karunia dan bukan perpecahan.

4. Ambillah langkah-langkah kecil ke arahnya.

Carilah cara-cara kecil untuk meningkatkan hubungan. Jangan berpegang teguh pada persahabatan ideal Anda. Mulailah interaksi. Jangan berkecil hati ketika Anda mendapatkan sikap dingin.

Sapa dia dengan hangat setiap hari Minggu. Sangat menarik bahwa Paulus memerintahkan kita untuk saling menyapa dengan ciuman kudus (Roma 16:16; 1 Korintus 16:20; 2 Korintus 13:12; 1 Tesalonika 5:26). Ketika dosa memecah belah hubungan, sapaan sering kali menjadi hal pertama yang diabaikan. Pikirkanlah setiap sapaan sebagai langkah kecil untuk memperbaiki hubungan sejauh itu tergantung pada Anda (Roma 12:18).

5. Mintalah bantuan.

Dengan memerangi pikiran-pikiran yang tidak jelas, tidak berguna, atau berdosa, orang ketiga memberkati upaya untuk mematikan dosa dan membawa kasih ke dalam persahabatan yang sedang bermasalah.


Facebook Twitter WhatsApp Telegram

Bersama-sama, mintalah seorang wanita yang saleh -- yang tidak takut untuk mengatakan kebenaran dalam kasih -- untuk menjadi penengah. Ketika pikiran-pikiran yang tidak sehat dan pahit membusuk, berbicara dengan seorang penengah akan membantu Anda untuk mendengarkan pikiran Anda sendiri dan mengevaluasinya. Dengan memerangi pikiran-pikiran yang tidak jelas, tidak berguna, atau berdosa, orang ketiga memberkati upaya untuk mematikan dosa dan membawa kasih ke dalam persahabatan yang sedang bermasalah. Jika perlu, libatkanlah suami Anda. Suami Anda dapat menjaga Anda agar tidak memikirkan komentar atau situasi yang tampaknya tidak masuk akal dan mengasumsikan yang terburuk.

6. Doronglah para wanita lain.

Pergumulan Anda sendiri memberikan kesempatan yang unik untuk menjadi teladan bagi orang lain. Dengan hati-hati, tanpa membuat diri Anda menjadi pahlawan dan tanpa bergosip, gunakanlah hubungan Anda untuk menyemangati saudari-saudari lain yang memiliki pergumulan yang sama. Doronglah mereka untuk bersukacita di dalam Allah, memeriksa hati mereka, dan mintalah pertolongan agar mereka juga dapat mengalami kebaikan Allah di dalam Kristus.

Meskipun kita semua memiliki hubungan yang sulit, anugerah Allah selalu cukup. Bersikaplah terutama dalam doa, strategis, dan murah hati dalam persahabatan Anda yang sulit, waspadalah terhadap sikap acuh tak acuh dan kepahitan. Bergembiralah, bersukacitalah, dan bertekunlah dalam kasih, dengan mengetahui bahwa Allah sanggup memberikan anugerah yang kita butuhkan dalam setiap hubungan. (t/Jing-jing)

Diambil dari:
Nama situs : Desiring God
Alamat situs : https://www.desiringgod.org/articles/difficult-friendships-are-good-for-you
Judul asli artikel : Difficult Friendships Are Good for You
Penulis artikel : Frances Tibayan
Tanggal akses : 10 Agustus 2023

Komentar