Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs Wanita
Bagaimana Melayani Warga Usia Lanjut (Wulan)
Di sekitar kita, bahkan mungkin dalam keluarga kita, terdapat orang-orang yang dianugerahi Tuhan usia lanjut (WULAN = warga usia lanjut). Usia lanjut merupakan berkat Tuhan yang dikaruniakan kepada anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan dan kedaulatan-Nya sendiri. Dalam realitas kehidupan, ada keluarga-keluarga yang diberkati dengan kehadiran WULAN, tetapi ada juga keluarga yang justru merasa terganggu dengan kehadiran mereka. Apa yang Alkitab katakan tentang WULAN? Bagaimana bersikap terhadap WULAN?
Dasar Alkitab
Mazmur 92:13-15 menjelaskan tentang WULAN dalam persahabatan mereka dengan Tuhan, di mana mereka dipenuhi oleh kesegaran, vitalitas, dan semangat. Dalam Amsal 16:31, Allah memandang "rambut putih adalah mahkota yang indah, yang didapat pada jalan kebenaran", dan di bagian lain dinyatakan bahwa uban merupakan keindahan orang tua (Amsal 20:29). Alkitab mencatat sejumlah peristiwa, di mana Allah tetap memberkati dan memakai para WULAN, seperti Abraham, Musa, Kaleb, Naomi, Simeon, dll.. Alkitab juga mencatat WULAN yang hidupnya semakin jauh dari Allah, misalnya Salomo (1 Raja-raja 11:4).
WULAN yang Tetap Berprestasi
Orang sering mengatakan bahwa masa produktif adalah pada usia di bawah 50 tahun, tetapi dalam kenyataannya, ada pula WULAN yang tetap produktif dan mencapai prestasi luar biasa, antara lain William Stone yang mempelajari bahasa baru ketika berusia 70-an. Pada usia 83 tahun, ia menjadi perdana menteri Inggris Raya untuk keempat kalinya. Immanuel menulis buku "Anthropology, Metaphysics of Ethics, Strife of the Faculties" ketika berusia 74 tahun. Komposer Giuseppe Verdi menghasilkan karya besarnya "Otello" pada usia 74 tahun, lagu "Ave Maria" pada usia 85 tahun. John Wesley berkhotbah sampai ia dipanggil pulang ke rumah Bapa pada usia 90 tahun. Ternyata para WULAN yang disebutkan dalam deretan tersebut masih bisa menunjukkan eksistensi mereka. Mereka memang terbatas dalam memberikan respons secara fisik, tetapi benih firman terus bekerja. Sekalipun secara fisik ia mengalami penyusutan, tetapi secara rohani ia tetap bisa menjadi raksasa iman!
Beberapa Tip Merawat WULAN:
- Tinggal bersama keluarga anak.
Untuk meringankan beban anak dan untuk mengurangi kebosanan, ada baiknya WULAN tinggal secara bergiliran di rumah anak-anaknya. Dengan demikian, WULAN tetap bisa berkumpul dengan anak-anak dan cucu-cicitnya. Jika masih kuat bepergian, ajaklah mereka berekreasi bersama keluarga. Hal ini bisa membuat mereka bersukacita (Amsal 17:22).
- Disediakan rumah sendiri.
Jika sudah tidak kuat bepergian, tetapi masih bisa melakukan pekerjaan ringan, sediakan sebuah rumah yang layak bagi mereka, dan sebaiknya disertai seorang pembantu/perawat yang sabar. Biarkan mereka tetap melakukan pekerjaan ringan, seperti memasak, menyapu, menjahit, dsb., karena aktivitas itu akan memperlambat ingatannya menjadi pikun.
- Tinggal di Panti Wreda.
Jika memang tidak bisa tinggal di salah satu anaknya ataupun di rumah tersendiri, bisa dititipkan di Panti Wreda, dengan terlebih dulu menjelaskan kepada anggota keluarga mengapa hal itu perlu dilakukan. Jika perlu, panggillah seorang hamba Tuhan untuk menjelaskan kepadanya. Namun setelah tinggal di Panti Wreda, mereka harus tetap dikunjungi agar tidak merasa seperti orang yang disisihkan atau dibuang. Menitipkan orang tua di Panti Wreda bukan perbuatan anak yang kurang berbakti kepada orang tua seperti kata sebagian orang, melainkan merupakan salah satu wujud tanggung jawab anak kepada orang tua karena di Panti Wreda, mereka tetap bisa menikmati persekutuan, persahabatan, pembinaan, dsb. yang justru membuat WULAN kembali menemukan jati dirinya.
Akhirnya, di mana pun WULAN kita tempatkan, kita harus selalu mendoakan mereka, membimbing mereka menerima Yesus Kristus bagi yang belum mengenal Kristus, dan menopang iman mereka hingga mereka dipanggil pulang oleh Bapa. Selama kehidupan masih berdetak, tak ada kata terlambat. Allah sendiri memberikan janji yang indah bagi para WULAN (Yesaya 46:4). Jika Tuhan saja menaruh kepedulian besar kepada WULAN, masakan kita mengabaikannya? Lagi pula, suatu hari predikat WULAN mungkin akan melekat pada diri kita.
Diambil dari:
Judul majalah | : | Crescendo, Tahun 40/2005 |
Penulis | : | Pdt. Drs. Petrus F Setiadarma, M.Div |
Penerbit | : | Yayasan Gema Kasih |
Halaman | : | 50 -- 51 |
Komentar