Skip to main content

BLOG

Di manakah Anak Itu?

Oleh: Luis Palau

Beberapa tahun yang lalu sebuah keluarga kaya memutuskan untuk mengadakan upacara pembaptisan bayi di rumah mereka yang megah. Lusinan tamu diundang untuk menghadiri upacara tersebut dan mereka semua tiba dengan mengenakan pakaian-pakaian model terbaru.

Hadiah yang Terus Menjadi Berkat

Pada malam Natal sebelas tahun yang lalu, anak-anak perempuan kami memberikan hadiah yang sangat istimewa. Begitu istimewanya hadiah itu sehingga sampai sekarang tetap menjadi berkat dari tahun ke tahun.

Julie dan Jennifer masing-masing berusia enam dan delapan tahun. Anak laki-laki kembar kami, John dan Jeremy, belum genap berusia dua tahun. Saya ingat, waktu itu saya merasa lelah. Anak kembar kami terus-menerus meminta perhatian. Namun, saya masih dapat mengerjakan tugas-tugas yang biasa saya lakukan pada Hari Natal. Pohon Natal yang tinggi sudah selesai dihias, hadiah-hadiah sudah dibungkus rapi. Makanan sudah disiapkan. Pintu juga sudah dihias. Hadiah untuk anak-anak sudah dipilih dengan teliti.

Tukang Pos yang Menyelamatkan Natal

Malam Natal adalah peristiwa meriah di rumah Schow di Cardston, Alberta, Kanada. Tradisi sungguh-sungguh terasa ketika kedelapan anaknya yang berusia 3 sampi 16 tahun mondar-mandir untuk membantu ibu mereka, Ingeborg, dalam persiapan masa Natal.

Ibuku, Ruth baru berumur 8 tahun pada saat itu. Tetapi, ia masih ingat kejadian itu sampai saat ini. Biasanya, Natal selalu dilengkapi dengan Schow Danish fudge dan toffee. Schow Danish fudge adalah sejenis permen coklat yang lunak dari Denmark dan dibuat oleh keluarga Schow, sedangkan toffee adalah sejenis permen yang dibuat dari gula dan mentega. Toffe terbuat dari permen yang lentur dan bisa ditarik.

Pada Hari Natal Hati Kita Juga Ikut Pulang

Pada hari Natal, semua jalan padat dengan kendaraan yang menuju ke rumah.

Pesawat terbang yang terisi penuh, kereta api yang penuh sesak, bis yang berlimpah ruah yang dipadati dengan orang-orang yang memunyai tujuan yang sama: pulang ke rumah. Meskipun harus berdesakan dan saling mendorong, belum lagi kalau harus menunggu karena jadwal keberangkatan ditunda, berada di tengah-tengah kekacauan, tetapi kita tetap setia menggenggam bungkusan hadiah yang berwarna-warni karena kita ingin sampai di rumah. Kita seperti burung yang digerakkan oleh naluri yang hampir tidak kita pahami -- kerinduan untuk berkumpul bersama kerabat dan sanak saudara.

Revival di Himalaya

Beberapa tahun yang lalu pada waktu Natal yang bersalju, Kaleb (bukan nama sebenarnya) ingin pergi berbelanja. Dia adalah orang baru di Himalaya dan ingin jalan-jalan di kota sebelum meneruskan perjalanannya. Ketika itu dia memperhatikan para pejalan kaki berkerumun mengelilingi seorang gadis yang tidak sadarkan diri karena kerasukan. Gadis itu berteriak dan memutuskan rantai yang dipakai orang-orang untuk mengikatnya. Seorang dukun mencoba untuk mengusir kuasa jahat itu, tetapi tidak menunjukkan hasil.

Tukar-Menukar Doa: Hadiah Doa

Di sekolah minggu gereja kami, Gereja Sidang Jemmaat Allah, tahun lalu diumumkan supaya kami mengundi nama seseorang untuk saling menukarkan hadiah. Saya mengeluh. Sesuatu akan ditambahkan pada daftar pekerjaan saya yang sudah terlalu panjang! Tetapi pertukaran hadiah kali ini agak berbeda. Kami diminta untuk "menghadiahkan doa". Selama satu bulan kami harus mendoakan seseorang.

Hadiah yang tidak Diantarkan

Pernahkah Anda mengalami peristiwa dimana Anda hampir saja tidak ingin melakukan suatu kebaikan atau perbuatan murah hati kepada orang lain, tetapi di kemudian hari baru Anda tahu bahwa jika saat itu Anda tidak melakukannya, maka suatu kejadian yang sangat penting tidak akan mungkin terjadi atau dialami?