Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs Wanita
Kesabaran dan Kelembutan Hati Seorang Istri yang Teraniaya
Mavluda (nama samaran) mengenal Kristus dan menjadi pengikut-Nya lebih dari dua tahun lalu sejak ia masih tinggal di kampung halamannya di Tajikistan. Awalnya, semua berjalan dengan baik. Suami Mavluda mengizinkannya beribadah setiap minggu di gereja setempat. Akan tetapi, setelah beberapa lama, suaminya mengubah pendiriannya dan melarang Mavluda beribadah di gereja.
Ketika Mavluda menolak untuk mematuhi suaminya, si suami marah besar kepada Mavluda dan mulai menganiayanya, baik secara fisik maupun dengan caci maki. Suaminya bahkan memukul kepala Mavluda dengan palu. Suatu hari, suaminya mabuk dan berusaha membunuh Mavluda dengan pisau. Mavluda membawa anak perempuan mereka yang masih berusia empat tahun dan melarikan diri dari suaminya itu. Keesokan harinya, dengan ditemani oleh seorang pendeta, Mavluda kembali ke rumah suaminya. Pendeta itu berusaha untuk bicara dengan suami Mavluda, tetapi tidak berhasil.
Terlepas dari penganiayaan fisik yang diterimanya, Mavluda tetap teguh dalam imannya pada Kristus. Pada bulan Juli 2012, Mavluda akhirnya menyerahkan diri untuk dibaptis, tetapi pada bulan Desember lalu, kami menerima laporan bahwa ia kembali menerima penganiayaan. Suaminya memukulinya bertubi-tubi selama dua hari agar Mavluda menyangkal iman Kristennya. Di tengah-tengah pencobaan, Mavluda tetap setia pada Kristus, dan memohon agar suaminya segera dijamah oleh sinar kasih Tuhan.
Bersediakah Saudara untuk berdoa bagi Mavluda dan suaminya? Berdoalah agar suami Mavluda segera bertobat dan menerima Kristus. Berdoalah juga agar hikmat, kekuatan, dan perlindungan Tuhan selalu menyertai Mavluda, yang menjadi teladan kasih bagi suami yang dicintainya.
Diambil dan disunting seperlunya dari: | ||
Nama buletin | : | Frontline Faith edisi Juli -- Agustus 2013 |
Judul asli artikel | : | Kesabaran dan Kelembutan Hati Seorang Istri yang Teraniaya |
Penulis | : | Tidak dicantumkan |
Halaman | : | 5 |
Komentar