Dukungan bagi Pasangan yang Mengalami Masalah Infertilitas
Diringkas oleh: S. Setyawati
Diringkas oleh: S. Setyawati
Alkitab sangat adil mengenai kesuburan dan membesarkan anak. Anak-anak adalah berkat (Mazmur 127:3-5). Anak-anak diperlukan untuk memenuhi tujuan Allah bagi manusia agar kita "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi ..." (Kejadian 1:28).
Menurut saya, kita semua bersalah ketika membaca Alkitab dengan mata yang melekat tertutup dan hati yang menebal. Kita terbiasa melakukannya sehingga kehilangan dampak dan rasa kagum akan Alkitab. Kita lupa bahwa teks yang diilhamkan Allah ini dimaksudkan untuk membawa kita melampaui hal-hal yang alami. Dan jika kita melupakan kebenaran itu, kita kehilangan kesempatan untuk sungguh-sungguh berubah.
Misalnya..., apakah nasihat-nasihat di bawah ini segera muncul di benak Anda ketika Anda baru saja dihina?
Hari ini saya membaca sebuah kesaksian yang menyakitkan saya. Saya tersentak dan membenci kenyataan bahwa saya harus ikut merasa senang bersama dengan orang tua ini yang telah menerima jawaban atas doa mereka. Kesaksian itu menyakitkan saya karena saya masih menantikan Tuhan untuk menyembuhkan putri saya.
Ketika Diandra masih bayi, seorang wanita memberitahu saya bahwa Diandra akan disembuhkan dari Down Syndrome pada usia 3 tahun. Dia berusia 12 tahun Mei lalu, dan dia masih mengidap Down syndrome.
Hapuskanlah Kecemasan Anda dan Belajarlah untuk Memercayai Allah
Menyerahkan kembali anak Anda kepada Allah dapat menjadi keputusan yang sulit bagi para orang tua.
Pengorbanan, komitmen, dan pelatihan selama 18 tahun tiba-tiba membawa Anda ke satu titik yang tidak akan kembali.
Saya tidak menyadari kalau saya memiliki mentalitas keselamatan berdasarkan-perbuatan, sampai saya kehilangan bayi saya tahun lalu. Saya menerima Yesus ke dalam hati saya di usia muda dan terus-menerus menerima pengajaran Alkitab yang kuat dari berbagai komunitas Kristen. Saya tahu keselamatan tidak diperoleh melalui perbuatan. Bahkan, tidak diusahakan sama sekali. Keselamatan adalah sebuah karunia.
Ditulis oleh: S. Setyawati
"Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan." (Efesus 5:22) Masih berlakukah ayat itu? Betulkah istri harus tunduk kepada suami? Mengapa ada ayat seperti itu di Alkitab? Mungkin zaman dulu cocok, tetapi bagaimana zaman sekarang?
"Seperti barang, kalau saat pertama kali dipakai ternyata tidak sesuai spesifikasi, kita kembalikan itu barang. Perkawinan juga begitu. Saya memutuskan cerai setelah empat hari karena ia tidak lagi perawan. Itu terlihat jelas dari reaksinya pada malam pertama. Reaksinya seperti wanita berpengalaman."