Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs Wanita
Integritas
Ada dua kisah yang akan menolong kita untuk memahami arti dari integritas. Kisah yang pertama adalah tentang seorang bapak yang memunyai kebiasaan membawa anak laki-lakinya ke toko setiap pagi untuk membeli koran. Suatu hari, tanpa sengaja si bapak mengambil dua buah koran, walaupun ia hanya membayar harga untuk satu koran. Setelah beberapa lama mereka berjalan, barulah ia menyadari akan hal tersebut. Apa yang ia lakukan? Ia memutuskan untuk kembali ke toko tersebut dan membayar sisanya. Mengapa ia tidak mengembalikan saja salah satu koran itu? Karena ia menganggap yang dilakukannya telah merugikan orang lain, walaupun tidak sengaja.
Suatu kali, ada pencurian di toko di mana si bapak biasa membeli koran. Pencurian itu terjadi pada jam di mana ia biasa berbelanja di sana. Saat polisi menceritakan dugaannya, si pemilik toko langsung mengatakan keyakinannya bahwa pasti bukan si bapak itu yang menjadi pencuri. Setelah polisi melakukan interogasi, memang terbukti bahwa orang lainlah yang melakukan pencurian tersebut. Kejadian ini terekam dalam benak sang anak. Apa akibatnya? Anak itu bertumbuh dalam nilai yang diteladankan ayahnya. Pada akhirnya, ia menjadi hamba Tuhan yang melayani melalui penerbitan buku saat teduh Our Daily Bread yang terkenal itu. Nama anak ini adalah Henry G. Bosch.
Kisah yang lain adalah tentang seorang bapak yang memunyai anak remaja. Anak laki-laki ini sangat mengagumi ayahnya yang adalah seorang Yahudi yang taat kepada agamanya. Sang bapak selalu mengajarkan agar keluarganya hidup dengan taat kepada agama Yahudi. Suatu ketika, keluarga ini pindah ke suatu kota kecil di Jerman yang tidak memiliki sinagoge. Satu-satunya rumah ibadah yang ada di sana hanyalah sebuah gereja Lutheran. Gereja ini merupakan pusat kehidupan masyarakat kota tersebut. Semua warga yang terhormat dari kota tersebut pasti menjadi anggota gereja ini.
Suatu hari, sang bapak yang adalah penganut fanatik dari agama Yahudi itu, mengumumkan kepada keluarganya bahwa mereka harus meninggalkan tradisi Yahudi dan menjadi jemaat gereja Lutheran. Ketika keluarganya yang terkejut atas keputusan dari sang bapak menanyakan alasan dari keputusannya, ia menjelaskan bahwa keputusan tersebut akan mendatangkan kebaikan bagi bisnisnya. Hal ini mengguncangkan penghargaan si anak terhadap ayahnya. Ia merasa kecewa karena si ayah dengan mudah meninggalkan keyakinan agamanya hanya demi kepentingan bisnis. Akhirnya setelah ia dewasa, ia pergi menuntut ilmu di Inggris. Di sana, ia menuliskan gagasannya tentang agama. Nama anak itu adalah Karl Marx, orang yang menuliskan bahwa agama merupakan candu bagi rakyat.
Dari kedua kisah di atas, kita dapat melihat bahwa keputusan kecil untuk memilih atau mengabaikan integritas, dapat membawa dampak yang sangat besar bagi kehidupan seseorang.
Makna Integritas
Apakah integritas itu? Orang menyebutnya sebagai kejujuran atau ketulusan. Dalam bahasa Ibrani, kata ini adalah "thorm" yang memiliki arti menyeluruh atau penuh. Bahasa Yunani dari kata ini adalah "eirene", yang bisa diartikan sebagai damai. Dalam perspektif rohani, integritas dapat diartikan sebagai hati yang penuh damai karena kita bersikap tanggap terhadap teguran-teguran kecil di dalam batin kita. Teguran-teguran yang bersumber dari firman Allah yang menghasilkan hati yang tulus.
Integritas adalah syarat yang mutlak bagi seorang pemimpin. Tanpa integritas kepemimpinan akan hancur. Mengapa demikian? Karena persyaratan dari kepemimpinan yang efektif adalah bahwa ia dipercayai oleh orang yang ia pimpin.
Diambil dan disunting seperlunya dari: | ||
Judul buletin | : | Restorasi, Edisi Ulang Tahun GKPB ke-14, Juni 2001 |
Penulis | : | Andreas Raharjo |
Penerbit | : | Majelis Pusat Gereja Kristen Perjanjian Baru, Bandung |
Halaman | : | 2 |
Komentar