Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs Wanita

edisi - 85 Transformasi Keuangan

Tina, seorang Ibu dari lima anak adalah satu dari kurang lebih 25.000 umat Kristen di salah satu provinsi di Indonesia, yang harus terus berjuang mempertahankan imannya. Mereka yang datang kepada Kristus dari latar belakang agama lain, harus berhadapan dengan tekanan baik dari keluarga maupun dari masyarakat sekitar.

Tahun 2007 lalu, bersama suami dan tiga anaknya, Tina membuka hati bagi Kristus dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat. Tak lama suaminya meninggal dunia. Datang dari latar belakang keluarga yang sangat sederhana, Tina terpaksa harus mengungsi dan tinggal bersama putrinya yang telah menikah dengan seorang pria dari latar belakang agama lain. Karena perbedaan dan tekanan, akhirnya Tina harus pindah. "Putri-putri saya yang pertama dan kedua tidak menyukai kami karena iman kami berbeda. Mereka mengusir saya dan kedua anak saya yang lain yang masih kecil-kecil."

Banyak orang bertanya mengenai kunci agar mengalami transformasi dalam kehidupan finansial. Jawabannya, "Ikutilah hukum yang telah ditetapkan Tuhan." Hanya dengan itulah, umat-Nya bisa mengalami kehidupan finansial seperti yang telah Tuhan rencanakan.

Umat Tuhan memiliki dua jenis hukum yang harus ditaati, agar mengalami transformasi dalam kehidupan finansial, yaitu hukum jasmani dan hukum rohani. Sayangnya, banyak umat-Nya yang tidak melakukan kedua hukum ini. Ada kelompok umat Tuhan yang menggantungkan pada hukum jasmani, sehingga mereka tidak bisa merasakan penyertaan Tuhan yang luar biasa dalam kehidupan finansial mereka. Sebaliknya, sekelompok lainnya hanya mengandalkan hukum rohani, sehingga mereka terkesan tidak bertanggung jawab dalam mengusahakan kehidupan finansialnya.

Cinta uang adalah akar dari segala kejahatan (1 Timotius 6:10). Kita harus mengamini firman Tuhan ini karena faktanya banyak terjadi perampokan, penipuan, manipulasi, pencurian, korupsi, dan perbuatan lain yang dapat disebut sebagai kejahatan karena masalah uang. Sering kali perbuatan melawan hukum yang kelihatan oleh mata saja yang kita sebut sebagai kejahatan.

Shalom,

Mencari uang untuk memenuhi kebutuhan hidup, bukan lagi menjadi tugas seorang suami. Dewasa ini, kita melihat banyak istri yang juga terlibat di dalam pemenuhan kebutuhan hidup ini. Salah satu tujuan keterlibatan wanita/istri dalam perekonomian keluarga adalah untuk memperoleh transformasi keuangan. Memang tidak ada salahnya jika wanita bekerja untuk perbaikan ekonomi keluarga. Namun, kita perlu tetap memerhatikan prinsip-prinsip Alkitab ketika bekerja agar terhindar dari "kejahatan terselubung". Apa maksudnya kejahatan terselubung dalam pekerjaan? Simaklah artikel yang redaksi pilihkan untuk Sahabat Wanita semua. Kiranya menolong kita semua untuk mencapai transformasi finansial yang dituntun oleh kebenaran firman Tuhan.

Pemimpin Redaksi e-Wanita,
Novita Yuniarti