Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs Wanita

Krisis karena Suatu Hubungan Gelap

Hubungan gelap di luar nikah merupakan salah satu dari krisis yang paling menghancurkan dalam pernikahan, karena dengan hubungan itu, impian, harapan, dan kepercayaan salah satu pasangan yang dikhianati dihancurkan oleh pasangannya yang lain. Hubungan gelap tidak terjadi dengan tiba-tiba. Dalam sebagian besar kasus sudah ada hubungan yang lama, tetapi kebanyakan terdapat dalam pikiran dan angan-angan sehingga tidak mudah dilihat.

Untuk menolong seorang korban hubungan gelap yang datang kepada anda, sebagai konselor perlu bagi anda untuk mengetahui dinamika dan penyebab hubungan gelap yang terjadi dalam pernikahannya. Mungkin konsele akan mengalami beberapa tahap krisis karena rasa terkejut yang dialaminya waktu mengetahui pasangannya telah mengkhianatinya. Ketika konsele membawa luka hatinya kepada anda, pertama-tama anda dapat menolong mengatasi perasaannya dan yang kedua menolong dia mengambil langkah yang membangun dan tidak mengambil tindakan yang memperburuk keadaan.

Beberapa perubahan emosi yang mungkin dialami oleh konsele yang terluka perasaannya pertama-tama adalah rasa heran, tidak percaya, dan bahkan kebingungan. Setelah mereka mempunyai banyak bukti yang tidak dapat disangkal atas penyelewengan pasangannya atau jika pihak yang melukai itu telah mengakui perbuatannya, timbul tahap yang penuh emosi dalam diri konsele. Marah, rasa dikhianati, gelisah, rasa terluka, benci, rasa harga diri terluka, sedih, rasa diri bersalah dan rasa kehilangan yang tak tergantikan, semuanya merupakan bagian dari tahap tersebut. Perasaan takut ditinggalkan yang dialami konsele menimbulkan emosi-emosi baru, seperti kecewa, kesepian, rasa kasihan pada diri sendiri, atau dendam yang dalam dengan keinginan untuk membalas dan menghukum pasangannya.

Kebanyakan orang yang terluka ingin mengetahui lebih rinci tentang pengkianatan yang dilakukan pasangannya, seperti berapa kali pasangannya tersebut mengadakan hubungan seks, dimana saja dia bertemu dengan pasangan gelapnya, dll. Keinginan untuk mengetahui ini didorong oleh keinginan untuk merasa lebih menderita atau memperoleh lebih banyak bukti untuk menghukum pasangannya. Nasehatkan kepada konsele anda untuk tidak menanyakan informasi khusus seperti yang tersebut di atas karena hal itu akan lebih mempersulit proses pemulihan pernikahannya dan konsele sendiri akan mempunyai kecenderungan untuk membangkit-bangkitkan luka perasaannya atau menghindari tempat-tempat dan lagu-lagu tertentu yang dapat mengingatkannya kembali dengan luka lamanya.

Sesudah tahap ini lewat, konsele mulai mengevaluasi dirinya, pasangannya, dan hubungan serta keluarga mereka. Dalam keadaan yang lebih tenang dia dapat mulai berpikir masa depan dan alternatif- alaternatif yang dapat dipilihnya. Untuk dapat membina kembali hubungan pernikahan yang telah ternoda tersebut konsele harus mengeluarkan waktu dan tenaga yang tidak sedikit.

Waktu anda melayani orang yang merasa terluka, sampaikan kepadanya kesalahan-kesalahan yang biasa dilakukan oleh sebagian besar orang agar dia dapat menghindarinya:

  1. Si suami atau istri mengamuk dan mencela pasangannya sehingga membuat jurang pemisah antara mereka semakin lebar. Jika tidak ada nada tambahan yang positif bersamaan dengan amarah tersebut, pasangan yang terlibat dalam hubungan gelap itu dapat merasa bahwa perbuatannya tidak salah.

  2. Jangan menanyakan hal-hal khusus secara mendetail mengenai hubungan gelap itu.

  3. Jangan memberitahukan orang lain mengenai hubungan gelap itu. Seringkali orang yang terluka perasaannya pergi untuk memberitahu sebanyak mungkin orang, misalnya keluarga, teman sekerja dan anak- anak mereka.

  4. Jangan meminta teman baik atau orang tua pihak yang menyeleweng itu berbicara dengannya dan menasihati dia, pasti akan gagal.

  5. Jangan meminta untuk berjumpa dengan orang yang berhubungan dengan pasangan anda itu jika anda tidak mengenal orang itu. Sering seseorang akan melakukan ini untuk memuaskan keingintahuannya, atau untuk memohon, menyerang, atau mencaci- maki orang itu.

  6. Jangan mengadakan kampanye di rumah untuk membuat pasangan yang berkhianat menderita atau memaksa dia meninggalkan rumah. Ini hanya memberi dia alasan yang dia inginkan.

Ketika konsele mulai pulih, tanyakan apa yang ingin dilakukan konsele. Tolong konsele melihat alternatif-alternatif yang ada dan membuat semacam rencana. Jika konsele ingin mempertahankan pernikahannya, berusahalah menentukan apa yang diinginkan oleh pasangan konsele. Jika pasangan yang terlibat hubungan gelap ingin pernikahannya tetap utuh, dia harus melepaskan diri dari pasangan di luar nikah itu. Anda sebagai konselor tidak dapat menandingi pihak ketiga, dan pasangan yang dilukai perasaannya pun tidak dapat. Hubungan gelap tidak dapat diakhiri sedikit demi sedikit atau dengan lambat. Akan ada perasaan terluka dan tidak ada jalan untuk mengatasi itu.

Salah satu pasangan berada dalam keadaan tidak menguntungkan selama hubungan itu masih berlanjut. Dengan pasangan yang baru, seseorang hanya mempunyai cerita positif, sedangkan dengan pasangan sendiri ada cerita positif dan negatif. Sayangnya, bagian negatiflah yang selalu diingat.

Peluang untuk membangun pernikahan kembali setelah hubungan gelap terjadi tetap ada, meskipun pasangan yang dilukai seringkali sulit melihat peluang tersebut. Meskipun konsele sedang menghadapi masa- masa krisis, sebagai konselor anda harus mendorong konsele untuk menggunakan peluang tersebut untuk memikirkan suatu alternatif yang konstruktif, yaitu menggunakan krisis yang dialaminya untuk membangun kehidupan pribadi, pernikahan dan kehidupan keluarga mereka. Ada beberapa yang sanggup mengampuni, sebaliknya ada juga yang memilih untuk tidak pernah mengampuni pasangan mereka.

Gagasan-gagasan di bawah ini dapat anda ikuti waktu anda menolong konsele mengumpulkan lagi keping-keping impian pernikahannya dan membangun kembali pernikahan dan hidupnya.

  1. Tolonglah konsele mengatasi perasaannya. Kebanyakan emosi yang dirasakannya bersifat keras -- marah, benci, dendam, dan merasa dihina. Perasaan ini juga mungkin disertai dengan perasaan lain yang lebih lembut seperti kesedihan, kasih, dan keharuan. Tolong konsele menemukan perasaan-perasaan lembut ini, karena perasaan ini dapat menolong dia melewati krisis. Membangun di atas emosi ini akan membantu pemulihan pernikahan dan menolong orang itu terus menjadi seorang yang penuh kepercayaan, apa pun resikonya.

    Konsele harus ditolong untuk dapat melihat perasaan-perasaan lain seperti kasih, peduli, dan empati yang dikaburkan oleh rasa marah, kecewa atau benci. Biasanya konsele menutupi perasaan- perasaan lembutnya tersebut untuk melindungi dirinya dari rasa terluka. Tolonglah konsele menyadari bahwa apapun yang dirasakannya itu merupakan miliknya dan dia harus bertanggung jawab atas perasaan-perasaannya tersebut.

  2. Dorong konsele untuk menemukan cara yang baru dalam berkomunikasi dengan pasangan supaya menemukan informasi baru. Banyak krisis terjadi karena kurang infomasi. Karena kerahasiaan dan perasaan malu tentang hubungan gelap di luar pernikahan itu, orang yang terluka seringkali membuat perkiraan-perkiraan dan dugaan sembarangan. Ia menganggap bahwa pasangannya jatuh cinta dengan orang lain atau hubungan gelapnya itu memuaskan. Masalah itu dapat dibicarakan pada waktunya. Kedua pihak perlu mengungkapkan perasaan terluka ketidakpuasan, keprihatinan, dan impian-impian mereka bagi pernikahan mereka. Pengertian yang lebih baik lewat komunikasi dapat membantu proses membangun kembali pernikahan itu. Sarankan pada konsele anda agar waktu mereka berbicara dengan pasangan mereka, mereka mengikuti petunjuk-petunjuk ini:

    1. Usahakan untuk tidak bersikap bermusuhan. Jangan tunjukkan sindiran atau ejekan. Jangan berusaha memalukan atau menghina pihak lain.

    2. Jika pasangan Anda tidak mau terbuka, jangan terlalu mendesak dia. Pasangan anda perlu merasa bahwa dia dapat mempercayai anda juga.

    3. Jika pasangan anda tetap segan terbuka, jangan putus asa. Dengan lembut doronglah dia tanpa mengomel.

    4. Jangan menganggap anda tahu perasaan atau pikiran pasangan anda.

    5. Jangan bertanya, "Mengapa engkau merasa demikian?", "Mengapa engkau melakukan itu?" Hal-hal ini terlalu sulit untuk dijawab, dan kalau dipojokkan orang mungkin mengarang-ngarang suatu jawaban.

    6. Doronglah pasangan anda untuk memberi tahu bagaimana perasannya mengenai anda. Jangan membela diri anda.

    7. Keterbukaan anda dan sikap tidak membela diri dapat merupakan teladan yang positif bagi pasangan anda.

    8. Doronglah pasangan anda untuk mendiskusikan perasaannya. Jangan menghakimi perasaannya, nanti dia akan berhenti berbicara.

    9. Jika anda terlalu marah atau sedih, jangan berbicara waktu itu.

    10. Jika anda duduk bermalas-malasan dan memikirkan perasaan luka itu, tulislah bagaimana itu akan menolong anda membangun kembali pernikahan itu.

  3. Waktu komunikasi membaik, dapat timbul pengertian yang dalam tentang apa yang sebenarnya terjadi dan mengapa. Ini akan menyakitkan, tetapi dapat menghasilkan pertumbuhan. Setelah pasangan konsele menyampaikan kepada konsele apa yang menyedihkannya sehubungan dengan hubungan gelapnya itu, konselor perlu menanyakan kepada konsele bagaimana tanggapan konsele dengan informasi tersebut dan apakah konsele juga sudah membuat rencana.

  4. Tolonglah kedua pasangan itu merundingkan dan membangun kembali hidup mereka. Di sinilah anda dapat maju untuk memberikan konseling pernikahan secara intensif. (Baca 'Marital Counseling', karya H. Norman Wright).

Banyak krisis pernikahan dapat dihindari dengan menolong pasangan- pasangan dalam jemaat anda untuk mengetahui tanda-tanda peringatan adanya suatu hubungan gelap. Salah satu sikap yang disayangkan yang umumnya terlihat adalah adanya keyakinan dari para anggota jemaat dan bahkan para pendeta bahwa hubungan gelap tidak akan mungkin terjadi dalam kehidupan pernikahan mereka.

Sebagian besar orang mendasarkan pemikiran mereka tentang ketidaksetiaan dalam pernikahan terbatas pada keterlibatan seksual. Namun, dalam pengertian yang lebih luas hubungan gelap dapat terjadi bilamana suatu peristiwa, kegiatan, atau seorang menjadi lebih utama daripada pasangan kita dan mengganggu perkembangan serta pertumbuhan perkawinan maka suatu hubungan gelap nonseksual sedang berlangsung. Dan hal ini dapat menjadi dasar untuk berlangsungnya suatu hubungan gelap seksual yang sungguh-sungguh. Sebagai konselor kita dapat menyadarkan orang-orang tentang penyebab-penyebab dari hubungan gelap dan menolong mereka menghindarkan krisis.

Diambil dari:

Judul buku : Konseling Krisis
Judul artikel : Krisis karena Suatu Hubungan Gelap
Penulis : H. Norman Wright
Penerbit : Yayasan Penerbit Gandum Mas, Malang
Halaman : 249 -- 255

Dipublikasikan di: http://c3i.sabda.org/01/jun/2002/konseling_krisis_karena_suatu_hubungan_gelap

Tipe Bahan: 
kategori: 

Komentar