Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs Wanita

S Telah Mengampuni Pembunuh Orang Tuanya

Sudah 2 tahun berlalu sejak S tinggal di rumah singgah yang disponsori oleh Open Doors. S pertama kali datang ke tempat ini pada tanggal 19 Agustus 2009, sekitar 4 bulan setelah orang tuanya dibunuh oleh kelompok gerilyawan. Kakek dan neneknya menyadari bahwa S membutuhkan sebuah tempat di mana ia dapat memperoleh pendidikan yang layak. Kakek dan neneknya mengatakan bahwa mereka kesulitan menopang kebutuhan S dan kedua adiknya.

Awalnya, S tidak dapat menahan rasa dukanya. Ia terus menangis karena berpikir tidak akan pernah bertemu dengan orang tuanya lagi. Bahkan, saat sampai di rumah singgah ia berkata, "Saya benar-benar tidak tahu siapa Tuhan. Saya sama sekali tidak mau tahu tentang Dia." Namun pemulihan terjadi. Saat ini, ia berkata, "Para pembimbing saya di sini mengajarkan saya banyak hal tentang kesabaran, dan terus mengenalkan pribadi Kristus kepada saya melalui Alkitab. Saat ini, saya memiliki hubungan pribadi yang indah dengan Tuhan."

Saat ini, S berusia 13 tahun dan keadaannya telah pulih. Ia tergabung dalam kelompok musik dan bercita-cita menjadi utusan Injil. Ia juga berkeinginan belajar dengan baik untuk dapat membiayai kedua adiknya. "Di sini saya belajar tentang banyak hal," ujar S.

"Saya merindukan orang tua dan adik-adik saya. Saya yakin ini adalah rumah baru yang diberikan Tuhan, tempat saya dapat bertumbuh. Di sini, saya mendapatkan apa yang sebelumnya tidak dapat saya bayangkan," ujar S. Pemulihan membutuhkan proses, dan ia harus terus berjuang menghadapi realitas dan belajar untuk bertahan hidup, tanpa kehadiran kedua orang tuanya.

Neneknya menyadari bahwa pemulihan bukanlah proses yang mudah. Ia pun bersyukur atas kesempatan yang diberikan kepada cucunya untuk dapat bertumbuh di tempat ini. Ia mengatakan bahwa tempat mereka tinggal tidak aman. Meskipun jumlah para gerilyawan tidak sebanyak dulu, tetapi mereka terus membunuh beberapa orang di daerah ini.

Saat ini, S telah mampu mengampuni orang-orang yang telah membunuh orang tuanya. Ia bertumbuh dan menyadari bahwa Tuhan memiliki rencana yang indah di balik kedukaan yang ia alami. Pertumbuhan yang S alami adalah hasil dari perjalanan panjang bersama Tuhan. Open Doors terus mendampingi S dan anak-anak teraniaya lainnya melalui rumah singgah ini. Hidup mereka terus diubahkan dari keputusasaan menjadi berpengharapan, dari kesedihan menjadi sukacita, dan dari kehancuran menjadi pemulihan.

Diambil dan disunting seperlunya dari:

Judul buletin : Frontline Faith Januari-Februari 2012
Penulis : Tidak dicantumkan
Penerbit : Yayasan Open Doors Indonesia, Jakarta 2012
Halaman : 3

Komentar