Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs Wanita

"Tuhan Aku Percaya"

Ketika membaca kisah Mary Nayak dari Kandhamal, Orissa, saya sedang mendengarkan sebuah lagu yang dinyanyikan oleh Edward Chen:

"Saat ku tak melihat jalan-Mu, saat ku tak mengerti rencana-Mu, namun tetap kupegang janji-Mu, pengharapanku hanya pada-Mu, hatiku percaya, hatiku percaya, hatiku percaya, slalu kupercaya."

Lagu ini membuat kesaksian Mary Nayak semakin menyentuh hati saya -- izinkan saya membagikan kisah Mary Nayak pada Saudara.

Mary Nayak tinggal di sebuah tempat bernama Kandhamal, Orissa, dengan suaminya, seorang pendeta, dan dua anak mereka. Pada suatu hari Minggu setelah ibadah, sebuah kelompok besar berjumlah 700 -- 800 orang mendekati desa mereka dan menyerang umat Kristen. Terjadi kepanikan, semua orang berlarian untuk menyelamatkan diri mereka, masuk ke dalam hutan. Mary dan anak-anaknya akhirnya dapat bertemu lagi dengan Pendeta Nayak di dalam hutan dan tinggal di sana selama 3 hari tanpa makan dan minum.

Beberapa hari kemudian, kaum perempuan berkumpul di hutan untuk berdoa dan berpuasa. Tiba-tiba sebuah kelompok berjumlah 20 -- 25 orang datang kemudian menimpuki mereka dengan batu-batu besar. Sebuah batu menghantam pundak Mary hingga ia rebah ke tanah, mereka terus memukuli Mary Nayak hingga sekarat. Saat suami Mary Nayak menyadari istrinya telah menjadi sasaran serangan, ia langsung menyusul istrinya ke tempat kejadian dan membawa Mary Nayak pulang ke rumah. Akhirnya mereka memutuskan untuk meninggalkan Kandhamal. Mereka pergi ke tempat lain hanya dengan mengenakan baju yang melekat di tubuh saat itu juga.

Dalam perjalanan, mereka terjebak dalam kerusuhan dan menyaksikan rumah-rumah orang Kristen dibakar. Mary tidak dapat berjalan, suaminya harus memapahnya menuju ke stasiun kereta. Mereka tiba di distrik Koraput dengan bantuan seorang laki-laki. Ketika situasi di Kandhamal tidak juga membaik, keluarga ini memutuskan untuk pindah ke Jagaldapur dekat negara bagian Chattisgarh. Di sanalah mereka bertemu Open Doors melalui sebuah seminar.

Mary mulai pulih dari "shock" dan luka-lukanya. Melalui konsultasi dengan dokter, Open Doors melihat keperluan bagi Mary melewati sesi trauma konseling. Ketika bertemu dengan Open Doors, keluarga ini belum memiliki sumber pendapatan yang pasti dan sangat sedih melihat anak-anak mereka yang tidak dapat melanjutkan sekolah. Mereka tinggal pada sebuah rumah kontrakan yang dibiayai oleh gereja lokal, tapi belum jelas sampai berapa lama mereka bisa tinggal di sana.

Sepanjang perjalanan kisahnya, Mary terus beriman pada Tuhan. Dalam hatinya ia tahu, Tuhan menjaganya dan keluarganya. Inilah kunci kekuatan yang keluar dari dalam hati yang memampukannya melewati tantangan dan pergumulannya satu per satu. Ia bersaksi, Tuhan telah memurnikannya melalui proses dan tantangan yang ia lewati. Seperti Mary beriman pada Tuhan, kami mengetuk hati kaum perempuan di seluruh dunia untuk beriman pada Tuhan dan berdiri bagi gereja yang teraniaya.

Ibu Marpaung di Jakarta merasakan Tuhan telah menempatkan kerinduan dalam hatinya untuk berdiri bagi perempuan-perempuan seperti Mary Nayak. Ia berkata, "Kaum perempuan di Indonesia memiliki hati bagi kaum perempuan dari gereja yang teraniaya. Mari, berdoa bagi mereka, menulis surat untuk mereka, pergi mengunjungi mereka. Pelayanan ini menguatkan mereka. Mari melayani bersama kami!"

>Maukah Saudara mengingat Mary dan ribuan perempuan lain yang teraniaya karena iman mereka? Berdoa pada Tuhan agar Ia menyediakan apa yang mereka perlukan, menghibur ketika mereka susah hati, menguatkan ketika mereka takut hingga kesaksian mereka terus menyinarkan terang Kristus meski di tengah tekanan. Sekarang, dapatkah Saudara mendengar Mary Nayak bernyanyi: "Tuhan, Aku Percaya ..."?

Catatan: Women to Women adalah pelayanan kaum perempuan Open Doors, menjadi suara bagi perempuan yang teraniaya karena iman mereka. Ibu dan kelompok doa akan diinspirasi dan diberkati oleh kesaksian mereka. Begitu banyak pelajaran berharga yang bisa didapatkan melalui perjalanan iman mereka. Hubungi Open Doors < http://www.opendoors.org/ > untuk mendapatkan informasi dan materi yang dapat membantu Anda.

Diambil dan disunting seperlunya dari:

Nama buletin : Open Doors, November -- Desember 2009
Penulis : Melani Pedro
Halaman : 4 -- 5

Komentar