Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs Wanita

Artikel

Bersihkan Pemikiran Anda -- Saatnya untuk Membuang Sampah

Apakah Anda terganggu dengan pemikiran negatif tentang diri Anda sendiri dan orang lain? Sebagai orang Kristen, bahkan kita mungkin tidak menyadari bagaimana pemikiran kita yang salah memengaruhi konsep kita terhadap Allah. Jangan biarkan pemikiran-pemikiran yang tidak berguna bak sampah ini mengotori pikiran Anda dan menghancurkan hidup Anda. Jack Zavada menunjukkan pada kita bagaimana membersihkan "pemikiran busuk" kita dan membuang sampah tersebut.

Kata yang paling banyak digunakan orang sejak abad permulaan ialah "cinta". Getar-getar cinta menggerakkan orang tua atau seorang ibu untuk merapatkan bayinya ke dadanya. Cinta membuat seorang anak tidak mau memisahkan diri dari orang tuanya. Cinta telah menjalin hubungan yang erat secara batiniah antara ayah, ibu, dan anak ketika mereka jauh terpisah. Cinta telah mengubah seorang pria yang kurang simpati menjadi orang yang simpatik manakala bertemu dengan seorang gadis yang menggetarkan jantungnya.

Dalam Yohanes 8:1-11, para Farisi dan ahli Taurat sengaja mengajak Yesus melakukan perdebatan, dengan menempatkan seorang wanita yang telah melakukan perzinaan. Kasus tersebut diangkat ke permukaan oleh para ahli Taurat dan Farisi dengan tujuan untuk menjebak Yesus, agar Ia melakukan suatu kesalahan dalam mempraktikkan hukum Taurat (Yohanes 8:6). Dari kisah ini, kita melihat betapa besar hikmat yang dimiliki oleh Yesus, sehingga masalah yang sangat rumit itu tidak sampai membuat-Nya melakukan suatu kesalahan, tetapi sebaliknya, menghasilkan suatu keputusan yang jelas bagaimana hukum kasih harus ditegakkan.

Februari merupakan bulan ketika banyak orang memikirkan tentang cinta. Kita melihat pernak-pernik kartu bernuansa cinta diperlihatkan secara mencolok di toko-toko. Belum lagi bunga, permen cokelat, dan berbagai hadiah yang sengaja disiapkan untuk diberikan kepada mereka yang dekat di hati. Semua itu seolah-olah mengajak kita untuk membeli dan memberikannya kepada orang yang kita cintai. Akan tetapi, dari mana datangnya gagasan mengungkapkan cinta pada hari-hari khusus ini?

Pengampunan tidak dimaksudkan untuk keuntungan diri kita saja. Kita harus menjadi saluran dari kasih Allah. Kita yang telah mendapat pengampunan harus menjadi orang yang mau mengampuni -- mengampuni sesama atas kesalahan dan ketidakadilan yang mereka lakukan terhadap kita. Masing-masing kita perlu belajar untuk mengampuni (Matius 6:12; Efesus 4:32).

Aku kesal! Apakah ini benar-benar suatu dosa, ataukah semata-mata suatu kesalahan kecil dalam diri seseorang yang dapat dilakukan oleh setiap manusia? Firman Allah memberitahukan kepada kita apa yang dapat ditimbulkan oleh hal ini.

Di sekitar kita, bahkan mungkin dalam keluarga kita, terdapat orang-orang yang dianugerahi Tuhan usia lanjut (WULAN = warga usia lanjut). Usia lanjut merupakan berkat Tuhan yang dikaruniakan kepada anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan dan kedaulatan-Nya sendiri. Dalam realitas kehidupan, ada keluarga-keluarga yang diberkati dengan kehadiran WULAN, tetapi ada juga keluarga yang justru merasa terganggu dengan kehadiran mereka. Apa yang Alkitab katakan tentang WULAN? Bagaimana bersikap terhadap WULAN?

Salah satu filsuf terkenal, Bertrand Russel, melontarkan sebuah pemeo yang menjadi judul tulisan ini. Kutipan ini menggambarkan posisinya yang ketika masih muda tidak diterima oleh generasi tua pada zamannya. Segala pemikirannya dianggap masih mentah, tidak perlu ditanggapi dan dipikirkan. Dia dianggap remeh karena usia muda. Kegiatan-kegiatan yang dilakukannya merupakan kegiatan yang tidak berarti bagi generasi yang memegang kendali pada saat itu.

Pernahkah Anda memerhatikan tatapan kosong dalam mata seseorang ketika Anda mulai berbicara? Mungkin Anda merasa bahwa Anda memunyai sesuatu yang penting untuk disampaikan, atau mungkin ingin memberitahukan sesuatu yang berarti bagi Anda. Tetapi, Anda segera mempersingkat percakapan dan memutuskan untuk tidak mencobanya lagi dengan orang tersebut karena Anda dapat melihat dari tatapannya bahwa ia sama sekali tidak berminat mendengar Anda.

Pernikahan yang kukuh dan bertumbuh tidak terjadi begitu saja. Pasangan-pasangan yang menikah harus termotivasi untuk menempatkan prioritas yang tinggi bagi hubungan pernikahan mereka. Konsep pernikahan yang bertumbuh harus terus-menerus mendapat penekanan.

Empat Klasifikasi Pernikahan

Mentalitas suatu bangsa sangat ditentukan oleh mentalitas individu dalam suatu keluarga. Mentalitas yang sehat menjadi tiang penyangga yang membuahkan kualitas hidup kita. Kalau mentalitas kita rapuh, maka rapuh pula komunitasnya. Mentalitas berarti keadaan batin atau suasana jiwa seseorang. Sejauh mana suasana batin seseorang; atau keadaan batin sedang berbicara apa. Melalui wajah barangkali seseorang dapat diduga kedalaman batinnya, apakah ia sedang merana, merasa gersang, gundah-gulana, mengalami tekanan, atau sedang senang dan menikmati hidupnya.

Ada dua kisah yang akan menolong kita untuk memahami arti dari integritas. Kisah yang pertama adalah tentang seorang bapak yang memunyai kebiasaan membawa anak laki-lakinya ke toko setiap pagi untuk membeli koran. Suatu hari, tanpa sengaja si bapak mengambil dua buah koran, walaupun ia hanya membayar harga untuk satu koran. Setelah beberapa lama mereka berjalan, barulah ia menyadari akan hal tersebut. Apa yang ia lakukan?

"Sekarang panjatkan lagu pujian kepada Tuhan, Kalian semua yang berada di tempat ini, Dan dengan kasih dan persaudaraan sejati, Masing-masing saling berpeluk-pelukan." (Lagu: God Rest Ye Merry Gentlemen)

Rencana itu pada dasarnya cukup sederhana. Gereja Baptis di Stockton, California, akan menaruh pohon Natal setinggi 2 meter di dekat mimbar. Hiasan untuk pohon itu dibuat oleh anak-anak Sekolah Minggu. Di bagian belakang, setiap hiasan tercantum nama keluarga atau nama orang yang memerlukan bantuan. Jemaat dari Gereja Baptis dengan sukarela akan "mengadopsi" salah satu keluarga yang kurang mampu ini selama masa Natal.

Sejak pertengahan bulan November, suasana Natal sudah mulai dihembuskan oleh pusat-pusat perbelanjaan di kota-kota besar. Pada saat itu gereja sendiri mungkin baru membentuk panitia Natal. Seakan tidak mau kehilangan waktu, dunia bisnis, melalui dekorasi pohon cemara bersalju, rusa, dan kereta salju serta bingkisan hadiah memberikan dorongan psikologis kepada calon pembeli untuk segera berbelanja.

Pages