Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs Wanita

Dukungan bagi Pasangan yang Mengalami Masalah Infertilitas

Diringkas oleh: S. Setyawati

Setelah saya menyampaikan pidato tentang infertilitas, ada sepasang suami istri makan siang bersama saya. Setelah beberapa saat, saya bertanya kepada si istri, "Ketika Anda menangisi masalah kesuburan Anda, apa rasa kehilangan terbesar Anda?" "Rasa kehilangan dari sebuah mimpi; kerinduan hati saya adalah memiliki anak dari suami saya dan membesarkannya bersama-sama," jawabnya. Lalu, saya bertanya kepada si suami, "Dan, Anda?" Ia memandang istrinya dan berkata kepadanya, "Jangan menganggap ini salah, Sayang, tetapi ...." Lalu, ia memandang saya. "Inilah rasa kehilangan istri saya -- ia bukan wanita yang sama dengan yang saya nikahi. Masalah ini benar-benar membebani kami."

Orang tua

"Anda normal," saya meyakinkan mereka. Setelah menjalani pengobatan selama 10 tahun karena mengalami kegagalan kehamilan berkali-kali, tiga kali gagal mengadopsi, dan kehamilan yang tidak normal, suami saya dan saya telah membagikan hal ini kepada banyak pasangan. Saya memahami stres mereka, dan itu merupakan respons normal untuk pengalaman yang tidak normal.

Infertilitas adalah masalah yang berat. Bahkan, "Depresi dan kecemasan yang dialami oleh para wanita yang tidak subur setara dengan apa yang dialami oleh para wanita yang menderita sakit terminal (sakit yang tidak dapat disembuhkan lagi - red.)," kata Alice Domar, Ph.D., direktur Mind/Body Center for Women's Health di Beth Israel Deaconess Medical Center, di Sekolah Medis Harvard (Harvard Medical School).

Mengapa masalah infertilitas begitu sulit? Sebab, ini mencakup tentang memiliki seorang anak yang akan memeluk Anda, bahkan mendekap Anda. Gagasan mengenai kehamilan sebagai hasil dari cinta kasih dua orang adalah impian yang berharga dan kerinduan yang mendalam. Maka dari itu, ketika pasangan membaca Amsal 30:16, mereka merasa lega. "Rahim yang tidak subur" merupakan salah satu hal yang tidak menyenangkan. Keinginan yang besar untuk memiliki anak adalah bagian dari cara Allah membentuk dunia. Namun, dorongan, kerinduan, perasaan yang "tidak menyenangkan" adalah bagian dari suatu rencana.

Apa Penyebab Infertilitas?

Infertilitas adalah ketidakmampuan untuk hamil/mengandung setelah satu tahun melakukan hubungan suami istri secara rutin tanpa alat kontrasepsi. Ada banyak penyebab, tetapi jangan percaya pada mitos bahwa "pasangan yang tidak subur hanya perlu bersantai dan mereka akan hamil." Pada 96 persen kasus, sekitar 65 persen pasangan yang menjalani pengobatan akhirnya mendapatkan anak biologis, dan persentase bagi pasangan yang tidak mengikuti pengobatan medis terus berkurang.

Dan, Allah memanggil semua orang yang percaya kepada Kristus menjadi anak-anak-Nya melalui adopsi. Demikianlah Alkitab mendeskripsikan sebuah gambaran yang indah kepada kita tentang hubungan adopsi.


Facebook Twitter WhatsApp Telegram

"Sepertinya, ada penyebab ketidaksuburan yang sama banyaknya dengan jumlah manusia," kata Dan Underwood, "Ada yang memiliki sperma dalam jumlah yang kecil. Beberapa teman kami yang tidak subur memiliki masalah antibodi, beberapa tidak memiliki sel telur, dan beberapa lainnya memiliki kerusakan pada tubanya. Kira-kira sepertiga pasangan, baik suami maupun istri, memiliki masalah kesuburan. Banyak orang berpikir ini adalah "masalah wanita". Akan tetapi, masalah ketidaksuburan adalah masalah yang umum bagi kaum pria dan wanita. Hal tersebut terjadi kira-kira 5 -- 10 persen sepanjang waktu. Sulit rasanya untuk menjalani pengobatan berbulan-bulan ketika semua tes mengindikasikan tidak ada sesuatu pun yang salah."

Sejumlah pasangan yang didiagnosis mengalami masalah kesuburan tampaknya semakin meningkat karena penundaan kelahiran anak dan penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual. Faktor-faktor lingkungan juga memberi pengaruh.

Apa yang Dapat Dilakukan?

1. Pengobatan.

Bagi para wanita dengan masalah ovulasi, obat-obat yang meningkatkan kesuburan dapat menolong. Beberapa pasangan yakin bahwa mereka salah jika menggunakan "peralatan yang tidak lazim/alamiah" untuk mengobati masalah-masalah kesuburan. Orang lain melihat pemakaian pengobatan itu seperti penggunaan kemoterapi untuk mengobati kanker atau insulin untuk mengobati diabetes. Namun, orang-orang yang menggunakan obat-obatan harus diawasi secara cermat oleh para ahli medis yang andal.

2. Intervensi pembedahan.

Pembedahan yang didiagnosis dapat menyingkapkan kasus-kasus kemandulan yang tersembunyi. Pembedahan yang benar acap kali berhasil. Para ahli bedah, misalnya, menggeser penghalang saluran tuba falopi atau endometriosis, yang merusak lapisan rahim. Dalam tubuh pria, pembedahan dapat membalikkan vasetomis atau memperbaiki kerusakan struktural dan varises vena dalam testis.

3. Pilihan-pilihan teknologi tinggi.

Kebanyakan orang Kristen percaya bahwa masih etis untuk menggunakan inseminasi buatan, program bayi tabung, dan prosedur-prosedur teknologi tinggi yang lain, penawaran dokter-dokter yang mencampur sperma atau sel telur pasangan (jika menentang adanya donor), dan melakukan pencegahan untuk menghormati hidup; bahkan pada tahap sel satu. Para pasangan yang menjalani program bayi tabung harus menyadari keterbatasan jumlah sel telur yang dibuahi untuk menghasilkan sejumlah bayi yang ingin mereka lahirkan. Tindakan ini mencegah mereka pada martabat etis yang tinggi dalam menghindari pengurangan "kelebihan" embrio atau kehamilan ketika enam atau tujuh bayi bersaing untuk mendapatkan sumber daya yang tersedia di uterus. Beberapa pasangan memilih untuk membekukan embrio dalam kasus ini, tetapi yang lain memiliki cadangan yang diawetkan, dengan pemikiran bahwa hal itu menimbulkan risiko yang tidak perlu bagi embrio dan hanya demi kepentingan masa depan pasangan itu sendiri.

4. Adopsi embrio.

Seorang wanita Kristen yang saya kenal memiliki tiga embrio yang diimplantasikan di rahimnya dan lima embrio beku tersebut menjalani prosedur "bayi tabung". Setelah ia memiliki tiga anak kembar, ia menjalani operasi darurat untuk mengangkat rahimnya. Hal ini memberikan tiga pilihan bagi dia -- menghancurkan embrio tambahan, menemukan rahim pengganti untuk melahirkan mereka, atau mencari seseorang yang bersedia mengadopsi embrio.

Pengadopsian embrio ini relatif merupakan perkembangan baru sebagai respons terhadap lebih dari 100.000 embrio yang ditentukan untuk diawetkan, dibekukan hingga waktu yang tidak terbatas. Snowflakes Embryo Adoption Program bekerja seperti agen jasa adopsi yang menghubungkan para pasangan yang menginginkan embrio beku dengan para pasangan yang tidak menginginkan embrio beku rusak. Tidak masalah apa yang Anda yakini tentang etika pembekuan embrio, pengadopsian embrio merupakan sebuah pilihan yang muncul sebagai alternatif untuk menghancurkan mereka.

pasutri

5. Adopsi.

Putri Firaun mengadopsi Musa. Seorang anggota keluarga diadopsi Ester ketika orang tuanya meninggal. Dan, Allah memanggil semua orang yang percaya kepada Kristus menjadi anak-anak-Nya melalui adopsi. Demikianlah Alkitab mendeskripsikan sebuah gambaran yang indah kepada kita tentang hubungan adopsi.

Akan tetapi, adopsi adalah solusi yang hanya diperuntukkan bagi orang yang kehilangan kemampuan untuk menjadi orang tua bagi generasi berikutnya. Kebanyakan ahli mendorong para pasangan yang menjalani pengobatan infertilitas untuk berusaha sungguh-sungguh sebelum melakukan adopsi karena kedua pengalaman tersebut menuntut usaha keras melalui rentetan-rentetan kehilangan. Itulah alasan begitu banyak pasangan yang tidak subur begitu jengkel ketika teman-teman mereka mendorong mereka dan berkata, "Kamu masih bisa mengadopsi." Beberapa pasangan begitu sedih karena kehilangan anak yang menjadi buah cinta kasih mereka, tidak memiliki pengalaman hamil dan menyusui, dan meneruskan garis keluarga. Bagi mereka, mengadopsi tidak akan pernah dapat mengisi kekosongan tersebut. Akan tetapi, setelah mereka mencapai tingkat resolusi dari kemandulan mereka, pilihan-pilihan lain sepertinya akan muncul. Baru setelah itu, adopsi dapat menjadi sebuah solusi yang luar biasa bagi orang-orang yang sangat merindukan anak dan orang-orang yang merasakan kehilangan anak. (t/S. Setyawati)

Download Audio

Diterjemahkan dari:
Nama situs : Bible.org
Alamat URL : https://bible.org/seriespage/infertility-miscarriage-adoption-2-hearts-desire-encouragement-couples-facing-infertility
Judul asli artikel : [Infertility, Miscarriage, & Adoption 2] A Hearts Desire: Encouragement for Couples Facing Infertility
Penulis : Tidak dicantumkan
Tanggal akses : 5 Agustus 2014

Download Audio

Tipe Bahan: 
Kolom e-Wanita: 

Komentar