Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs Wanita

Menjadi Kesal dan Mudah Tersinggung

Aku kesal! Apakah ini benar-benar suatu dosa, ataukah semata-mata suatu kesalahan kecil dalam diri seseorang yang dapat dilakukan oleh setiap manusia? Firman Allah memberitahukan kepada kita apa yang dapat ditimbulkan oleh hal ini. Matius 15:12 menceritakan tentang bagaimana pekerjaan Tuhan Yesus menjadi batu sandungan bagi orang-orang Farisi. Mula-mula mereka "hanya" kesal, akan tetapi betapa hebat akibatnya! Penduduk kota Nazaret, tempat Ia dibesarkan, merasa dihina oleh sabda- Nya. Lalu, mereka menghalau Tuhan Yesus dan berusaha membunuh Dia dengan cara melemparkan Dia dari tebing gunung (Lukas 4:29). Kejengkelan seperti itulah yang menyebabkan Tuhan Yesus sangat menderita, dan mereka yang bersangkutan melakukan kesalahan besar. Pada masa kini, hal tersebut juga mendatangkan akibat yang serupa.

Gambar: kesal

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering melihat akibat-akibat yang menggemparkan dari "dosa yang agaknya tidak berbahaya ini". Betapa sering suatu hubungan kasih terganggu oleh karena seseorang merasa jengkel, lalu saling mempersalahkan. Contoh lain, banyak pernikahan hancur karena suami atau istri selalu marah ketika mereka memperbincangkan sesuatu.

Apa yang dapat membuat kita jengkel? Karena kita tidak bersatu dengan kehendak Allah; karena ego kita sendiri. Segala sesuatu harus sesuai dengan maksud kita. Jika tidak sesuai dengan maksud kita, maka hal tersebut mengacaukan pikiran kita. Kita tidak menyadari bahwa segala sesuatu, kecil atau besar, yang datang dari manusia sesungguhnya diletakkan oleh Tuhan dalam kehidupan kita sehari-hari. Apabila pikiran kita menjadi kacau, maka kita memberontak terhadap Tuhan, dan ini mendukakan Dia.

Perasaan jengkel atau mudah tersinggung sifatnya sama seperti marah. Orang yang mudah jengkel, kemungkinan adalah seorang pemarah. Jika kita membiasakan hal tersebut menguasai kita, maka kita telah menjadi alat Iblis yang merusak persekutuan kasih. Selain itu, jika kita tidak dapat menguasai diri kita, maka kita telah melakukan tindakan yang berlawanan dengan kehendak Allah.

Kita sering berusaha meminta maaf karena kita jengkel. Kita mengatakan bahwa hal itu disebabkan syaraf kita yang lemah atau kita sedang merasa "putus asa". Perasaan mudah tersinggung dan jengkel, sebenarnya keluar dari hati kita yang jahat dan tidak ada sangkut-pautnya dengan kelelahan atau syaraf yang lemah.

Hal membenci dosa dan merasa menyesal karena dosa, akan mendorong kita untuk menyelesaikan hal itu dengan Tuhan dan mengatakan kepada-Nya bahwa kita telah menjadi kesal hati.

FacebookTwitterWhatsAppTelegram

Kita menyadari bahwa ada banyak hal yang bisa membuat kita mudah tersinggung, namun kita sering menganggapnya sebagai sesuatu yang lazim dan bukan dosa. Untuk itu, kita harus membawa hal-hal tersebut kepada-Nya, serta bersandar pada penebusan Tuhan Yesus dan darah-Nya yang mengandung kesembuhan bagi setiap dosa. Dengan demikian, kita akan merasa malu saat kita menjadi jengkel. Kita seharusnya mengetahui bahwa kita mendukakan Tuhan Yesus dan berbuat salah karena merusak sebagian dari kerajaan-Nya.

Jika kita mulai merasa kesal, kita harus menghadapinya dan berkata, "Tuhan telah menetapkan hal ini. Keadaan ini, kata-kata ini, orang ini, atau apa pun adanya, sesungguhnya didatangkan oleh Tuhan kepadaku. Ini adalah sebagian dari rencana-Nya." Jika hal itu terjadi dalam suatu situasi yang genting sehingga mengakibatkan kita "meledak" dalam sebuah pembicaraan, segeralah meminta maaf. Hal membenci dosa dan merasa menyesal karena dosa, akan mendorong kita untuk menyelesaikan hal itu dengan Tuhan dan mengatakan kepada-Nya bahwa kita telah menjadi kesal hati. Jika kita mohon pengampunan kepada Tuhan Yesus, kita juga harus bersedia untuk bertobat secara konkret dan meminta maaf kepada mereka yang kita sakiti.

Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul buletin : Gema Kalvari, Edisi 67, Mei -- Juni 2006
Penulis : LKS
Penerbit : Lembaga Pelayanan Terpadu "GEMA KALVARI", Salatiga
Halaman : 15 -- 18

Download Audio

Tipe Bahan: 
Kolom e-Wanita: 

Komentar