Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs Wanita

Pelayanan Kasih (Agape)

Kata melayani di dalam kehidupan orang Kristen, merupakan kata dasar yang tidak boleh terpisahkan dari rencana Allah terhadap dunia dan manusia di dalamnya.

Ketika Allah menciptakan manusia, Dia sudah terlebih dahulu melayani ciptaan-Nya -- Adam dan Hawa dengan memberikan dan memenuhi segala kebutuhan mereka untuk hidup tanpa kekurangan apa pun. Bumi, langit, air, matahari, bulan, binatang di darat, di udara, dan segala tumbuh-tumbuhan hijau diberikan untuk manusia. Dia, Allah yang melayani! Secara gampang, melayani dapat didefinisikan sebagai: memenuhi kebutuhan orang lain dengan sebaik-baiknya. Tentu saja, ada pelayan tanpa pamrih atau dengan pamrih (balas jasa, uang, gaji, dll.). Tidak demikian dalam kerajaan Allah! Segala usaha melayani gereja dan sesamanya harus dilakukan tanpa pamrih, bahkan tidak jarang harus disertai dengan curahan tenaga, pikiran, perjuangan, dan sumbangan keuangan yang tidak kecil. Mengapa demikian? Karena motivasi kekristenan dalam melayani bersumber pada Allah yang telah melakukan segala-Nya bagi kita, bagi setiap orang yang percaya sungguh-sungguh terhadap Tuhan Yesus yang mati bagi dosa dan pelanggaran kita. Jadi, masih adakah alasan bagi kita untuk tidak melayani Tuhan dan sesamanya? Seharusnya tidak ada! Selain itu, ingatlah bahwa urutan melayani bagi anak-anak Tuhan harus benar. Pertama-tama, mengikuti Tuhan Yesus dan melayani Dia. Kedua baru melayani sesamanya.

Gambar: panggilan

Allah kita memunyai sifat dan karakter "exodus", keluar atau mengarah keluar. Sedangkan manusia, semenjak Adam dan Hawa jatuh dalam dosa, semua kehidupan sampai detik ini, memunyai sifat "egocentris" (ke dalam). Ketika Adam dan Hawa memakan buah pohon kehidupan itu, mereka menjadi "sadar" bahwa diri mereka telanjang. Kata sadar di sini menunjukkan bahwa mereka menjadi melihat ke dalam (keadaan) diri mereka. Sedangkan, Adam dan Hawa diciptakan untuk keluar, untuk melihat segala ciptaan Allah, untuk menguasainya, memeliharanya, dan mengerjakan itu semua. Karena itu, hanya orang-orang kepunyaan Allah yang sanggup kembali kepada konsep ciptaan Allah di dalam Adam dan Hawa, seperti pada waktu Allah berkata: "Marilah kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa kita." Melayani adalah salah satu gambar dan rupa Allah kita! Sifat Allah! Itu kemuliaan yang hilang sejak Adam dan Hawa memakan buah terlarang! Hanya berdamai dengan Allah melalui kelahiran kembali dan pertobatan di dalam Yesus Kristus, maka setiap anak-anak Allah diperlengkapi untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang baik bagi Allah dan bagi sesama. Rasul Paulus di dalam 2 Korintus 8:5 mengatakan, "Dan, inilah yang mereka lakukan, bukan seperti yang kami harapkan, pertama-tama, mereka memberikan diri mereka sendiri kepada Allah, kemudian kepada kami oleh kehendak Allah."

Memberikan diri kita kepada Allah berarti didamaikan, ditebus dosa-dosanya, dan menjadi ciptaan baru. Ciptaan baru berarti memulai proses untuk memiliki gambar dan rupa Allah yang hilang di dalam kehidupan manusia, yaitu manusia yang peduli sesamanya. Kebanyakan orang, termasuk orang Kristen, cenderung memikirkan dirinya sendiri, kebutuhannya, kemauannya, kepentingannya, bahkan kelemahannya dan kekurangannya. Semuanya ke dalam, ke dirinya sendiri, itulah egocentris (ego: aku, centris: pusat). Pusat perhatian dan kehidupannya, pertama-tama ke "aku" nya, baru orang lain.

Lalu bagaimana dengan orang Kristen? Bagi kita berlaku hal demikian: pusat perhatian dan kehidupan kita, pertama-tama adalah Allah kemudian barulah orang lain. Jadi, di mana tempat kebutuhan diri kita sendiri? Jawabannya yaitu di dalam dan dari Allah! Seperti tertera pada Matius 6:31-34 "Karena itu, jangan kamu khawatir dengan berkata, 'Apa yang akan kami makan?', atau 'Apa yang akan kami minum?', atau 'Apa yang akan kami pakai?' Sebab, bangsa-bangsa lain mencari-cari semua ini dan Bapa surgawimu tahu bahwa kamu membutuhkan semua ini. Akan tetapi, carilah dahulu Kerajaan dan kebenaran-Nya, dan semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Jadi, jangan khawatir tentang hari esok karena hari esok akan mengkhawatirkan dirinya sendiri. Cukuplah suatu hari dengan kesusahannya sendiri."

Semuanya itu akan ditambahkan. Semuanya berarti segala kebutuhan kita akan dipenuhi Allah tanpa kita perlu memusingkannya! Karena itu, carilah Dia, carilah kebenaran-Nya, beribadahlah dengan sungguh, berdoalah senantiasa, bacalah, renungkan, dan simpanlah firman-Nya di dalam diri kita, carilah Tuhan sementara Dia masih bisa dicari, maka semua kebutuhan kita pasti dipenuhi. Kata "ditambahkan ke padamu" memunyai pengertian "membangun". Allah hanya memberikan segala sesuatu yang membangun (hidup) kita! Yang merusak, yang jelek, dan negatif datangnya bukan dari Allah. Allah tidak memberi itu. Baru setelah kita memberikan hidup kita kepada Dia, kita sanggup untuk memikirkan orang lain, memikirkan kebutuhan dan kepentingan orang lain. Itulah yang hilang di dalam diri kita apabila kita tidak didamaikan dengan Allah. Banyak orang bertahan sebentar saja untuk melayani sesamanya, karena belum hidup benar di dalam Tuhan. Ketika mereka melihat kebutuhan hidupnya yang belum terpenuhi, mereka menjadi khawatir dan cemas. Akhirnya mereka tidak peduli (lagi) dengan orang lain dan berhenti melayani orang lain. Tentu saja kita tetap boleh memikirkan kehidupan kita, agar layak dan berkenan terhadap Tuhan dan manusia, tetapi jangan memusingkannya!

Memberikan diri kita kepada Allah berarti didamaikan, ditebus dosa-dosanya, dan menjadi ciptaan baru.

FacebookTwitterWhatsAppTelegram

Roma 14:17-18, "Karena Kerajaan Allah bukanlah tentang makanan dan minuman, melainkan tentang kebenaran, damai sejahtera, dan sukacita dalam Roh Kudus. Karena siapa pun yang melayani Kristus dengan cara ini, ia berkenan kepada Allah dan dihormati manusia." Ini kuncinya kita melayani orang lain, yaitu melayani Kristus dengan cara yang benar. Untuk melayani Dia, kita perlu menerima Dia sebagai Tuhan dan Juru Selamat pribadi, dan menerima Dia sebagai Kepala dari tubuh-Nya, yaitu jemaat (gereja-Nya) dan berfungsi dalam pelbagai pelayanan yang dikerjakan satu Roh.

2 Korintus 8:4, "Mereka memohon dengan sangat kepada kami akan anugerah untuk turut ambil bagian dalam pelayanan orang-orang kudus." Melayani Kristus adalah melayani tubuh-Nya -- jemaat atau gereja Tuhan yaitu melayani orang-orang kudus atau Kristen, setelah melayani keluar: keluarga, teman, kota, negara, dan dunia. Ingatlah 1 Korintus 12:5 "Ada bemacam-macam pekerjaan untuk melayani Tuhan, tetapi Tuhan yang dilayani itu, Tuhan yang satu juga!"

Selamat melayani Tuhan dan sesama kita!

Diambil dari:
Nama majalah : Curahan Hati, Edisi 5, Juli 2007
Penulis : Pdt.Ir.Emil Danuhyarso (Boen) MSc.
Penerbit : Yayasan Curahan Hati
Halaman : 21 dan 25

Download Audio

Tipe Bahan: 
Kolom e-Wanita: 
kategori: 

Komentar