Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs Wanita

Ritme Rohani: Resep Untuk Hidup Sehat

Ulang tahun saya yang ke-41 adalah momen yang lebih baik saya lupakan. Saya menghabiskannya dengan tidur-tiduran di tempat tidur rumah sakit sambil berpikir bahwa saya sekarat. Selama beberapa tahun sebelumnya, sebagai Direktur Kesehatan Mercy Ships, saya telah bekerja di Afrika, Asia, serta Amerika Tengah dan Selatan mengelola penjangkauan dengan mengadakan operasi bibir sumbing dan langit-langit mulut, operasi mata, dan operasi luka bakar bagi orang-orang miskin. Sering kali, saya kewalahan memenuhi kebutuhan orang-orang di sekitar saya dan dalam merespons beban pekerjaan saya yang menumpuk untuk menjangkau orang sebanyak mungkin. Saya tidak hanya membakar lilin di kedua ujungnya, tapi juga di tengah-tengahnya.

Kini tubuh saya memberontak. Penyebab utamanya tak pelak lagi adalah virus, tapi saya juga tahu bahwa sakit ini adalah puncak dari gaya hidup saya yang penuh tekanan dan stres. Selama masa pemulihan yang panjang, saya menghabiskan banyak waktu sambil bertanya-tanya: "Bisakah saya menghindari semua ini?" Tekanan untuk terlibat dalam kegiatan gereja dan doa menambah stres dan rasa bersalah saya. Kedisiplinan rohani pun lenyap saat saya merasa kelelahan. Hidup saya tidak seirama lagi dengan ritme Allah dan bahkan saya tidak lagi memerhatikannya.

Ketidakselarasan Ritme

Gambar: rohani

Ironisnya, saya tidak sendirian. Banyak orang Kristen yang dibanjiri dengan tuntutan-tuntutan yang menguras banyak waktu dan tenaga. Ritme yang diperuntukkan bagi Tuhan dikaburkan oleh dunia yang mengatakan bahwa kita tidak boleh bersantai-santai atau berhenti sejenak. Dan kita tidak menyadari betapa tidak sehatnya hidup kita.

Saya dan suami tidak bertumbuh dengan suatu tradisi liturgis, tapi beberapa waktu terakhir ini kami melihat perayaan-perayaan tahunan gereja diisi dengan ritual-ritual yang megah untuk memperteguh iman kami dan memberikan ritme yang sehat untuk semua hal yang kami lakukan. Saya yakin kekhawatiran kita akan kebiasaan agamawi dan dampak bergesernya ritme yang terfokus pada kehidupan, kematian, dan kebangkitan Kristus membuat kita terbuka terhadap ritual dan ritme sekuler yang semakin membentuk hidup kita. Kita tidak lagi berpuasa selama masa pra-Paskah, tapi sebaliknya justru menggebu-gebu untuk berdiet. Pola hidup kita sepertinya lebih dipengaruhi oleh obral besar-besaran atau pertandingan final sepakbola daripada perayaan keagamaan kita. Akibatnya, hidup kita menderita.

Mempelajari Ritme Yesus

Setelah jatuh sakit, saya bertanya pada diri sendiri: "Apa yang menentukan ritme kehidupan Yesus?" Dia memikul beban seluruh dunia di atas bahu-Nya. Dia pasti diserbu dengan permintaan-permintaan orang banyak. Dia bisa menghabiskan 24 jam sehari untuk menyembuhkan dan berkhotbah. Herannya, Dia sepertinya tidak pernah kelihatan stres atau terbebani. Ketika saya duduk di ranjang rumah sakit sambil merenungkan kehidupan saya yang penuh beban, saya sadar bahwa bila Yesus sungguh-sungguh menawarkan kehidupan yang berkelimpahan, maka pola hidup-Nya harus menjadi teladan bagi pola hidup saya.

Doa

Yesus mencontohkan empat dasar ritme kehidupan -- apa yang saya sebut dengan ritme rohani -- yang saya yakin penting untuk hidup sehat. Pada intinya adalah kehidupan rohani-Nya yang memancarkan hubungan pribadi-Nya yang akrab dengan Tuhan dan menetapkan fokus untuk hal-hal lain yang Dia lakukan. Kadangkala Yesus beristirahat sepanjang hari untuk mendengarkan Allah dan menyesuaikan tindakan-Nya sesuai petunjuk Allah. Dia tidak pernah membuat keputusan besar tanpa menyediakan waktu minimal satu malam untuk mendengarkan Allah melalui doa. Betapa berkurangnya tekanan yang kita alami saat kita memprioritaskan doa seperti ini dan menyerahkan waktu kita kepada Tuhan untuk membuat komitmen lain? Doa yang dinaikkan sepanjang hari akan menghubungkan kita kembali dengan Allah dan memperbaharui energi rohani kita. Mendengarkan suara Tuhan sebagai bagian dari proses pengambilan keputusan dan doa yang biasa kita panjatkan lambat laun bisa mengembalikan fokus yang akan membawa kita semakin dekat dengan Allah dan rencana-Nya atas kita.

Bergabung dengan Komunitas

Prioritas kedua Yesus adalah komunitas. Dia menghabiskan lebih banyak waktu untuk membentuk satu keluarga di antara para pengikut-Nya daripada berkhotbah atau menyembuhkan orang. Biasanya Dia tinggal bersama dengan murid-murid-Nya atau berada di antara sekelompok orang sambil mengajar dan menjangkau orang-orang itu dengan belas kasih dan kasih Allah. Menjadi orang Kristen berarti masuk ke suatu komunitas -- pertama-tama dengan Tuhan, selanjutnya juga dengan umat Allah yang lain -- dengan saudara-saudari dari berbagai suku, bangsa, dan budaya. Selain itu, menjadi orang Kristen berarti masuk ke dalam satu komunitas bersama dengan orang-orang miskin, cacat, telantar, dan tersingkir. Yesus dan para pengikut-Nya pun tidak hanya bekerja bersama-sama. Mereka juga menikmati makanan lezat, persekutuan, dan perayaan. Menurut salah seorang teolog, N.T. Wright, ke mana pun Yesus pergi, selalu ada pesta. Menyediakan waktu untuk teman-teman dan keluarga, menyemangati rekan sepelayanan dan saudara seiman, terlibat dalam pelayanan di antara orang-orang miskin, menyatakan iman dengan penuh kegembiraan dan persekutuan; semua itu seharusnya menjadi bagian dari ritme rohani kita.

Bekerja bagi Tuhan

Ritme ketiga yang memacu kehidupan Yesus adalah bekerja, tapi bukan untuk menyediakan makanan sehari-hari -- untuk itu Dia mendorong para pengikut-Nya untuk percaya kepada Allah. Dia juga tidak mengumpulkan kekayaan untuk diri-Nya sendiri -- bahkan Dia memiliki perkataan yang cukup tajam untuk disampaikan kepada orang-orang yang terfokus pada hal tersebut. Karya Yesus difokuskan untuk melayani Allah dan tujuan Kerajaan Allah, dan Dia menasihatkan bahwa sebagai wakil Allah, pekerjaan kita seharusnya mencerminkan prioritas ini. Kita dimaksudkan untuk menjadi pembawa harapan, kesembuhan, dan keselamatan; menolong orang-orang di sekitar kita untuk memandang satu tempat yang tidak akan ada lagi ratap tangis atau kelaparan atau rasa sakit. Hal ini tidak berarti bahwa kita semua harus menjadi pendeta atau penginjil, tapi ini berarti bahwa apa yang menjadi prioritas Allah menjadi prioritas kita, yang secara sederhana bisa berarti menguatkan mahasiswa lain di kampus atau menawarkan bantuan kepada orang yang lebih tua di lingkungan Anda.

Belajar Beristirahat -- Mukjizat Allah

Satu kelegaan besar ketika saya mengetahui Yesus pun juga menganggap istirahat sebagai ritme hidup yang penting. Dia menguatkan para pengikut-Nya dengan berfirman, "Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu" (Matius 11:28). Baik tidur yang teratur maupun hari Sabat keduanya menghubungkan kita dengan ritme yang menyegarkan dan memperbaharui. Istirahat malam yang baik ternyata meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan penelitian akhir-akhir ini mengatakan bahwa tidur siang bisa sangat meningkatkan produktivitas kita sehingga kita bisa menyelesaikan lebih banyak tugas saat kita bekerja seharian.

Doa yang dinaikkan sepanjang hari akan menghubungkan kita kembali dengan Allah dan memperbaharui energi rohani kita.
  1. Facebook
  2. Twitter
  3. WhatsApp
  4. Telegram

Jika Yesus tidak memberi kita beban berat untuk ditanggung, dari mana tekanan dalam hidup kita itu muncul? Menjadi pengikut Yesus merupakan suatu undangan kepada suatu kehidupan dengan ritme yang berbeda. Bergabunglah dalam retret doa dengan seorang teman atau pasangan Anda. Perhatikanlah bagaimana Anda memprioritaskan waktu Anda dan temukan sendiri ritme rohani Allah bagi Anda. Undanglah Allah untuk membuka jalan ke gaya hidup yang tekanan hidupnya lebih rendah yang melegakan dan tidak melelahkan.

Anda bisa meminta Roh Allah untuk mengatur ritme dalam hidup Anda.

Pada waktu Anda menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat Anda, Roh Allah akan mengambil alih hidup Anda. Dia rindu memenuhi Anda dan menguatkan Anda. Serahkan kendali hidup Anda hari ini kepada-Nya -- mintalah Dia untuk menentukan langkah Anda. Dia akan memberi Anda hikmat dan kedamaian dari waktu ke waktu.

Di bawah ini adalah doa yang disarankan. Ketika Anda berdoa, ingatlah bahwa Allah tidak lebih memerhatikan kata-kata Anda daripada maksud hati Anda.

"Ya Bapa, aku memerlukan-Mu. Aku tahu bahwa aku telah berdosa terhadap Engkau karena menentukan arah hidupku sendiri. Aku bersyukur Engkau telah mengampuni dosa-dosaku melalui kematian Kristus di kayu salib untukku. Kini aku mengundang Kristus untuk mengambil alih kembali otoritas dalam hidupku. Penuhi aku dengan Roh Kudus seperti yang Kau kehendaki agar aku dipenuhi, dan seperti yang Kau janjikan dalam firman-Mu bahwa Engkau akan melakukannya jika aku memintanya dengan iman. Aku berdoa dalam nama Yesus. Sebagai pernyataan imanku, aku bersyukur kepada-Mu karena Engkau telah menuntun hidupku dan memenuhiku dengan Roh Kudus. Amin." (t/Setya)

Diterjemahkan dari:
Nama situs : Christian Women Today
Judul asli artikel : Sacred Rhythms: Prescription for a Healthy Life
Penulis : Christine Sine, M.D.
Alamat URL : http://christianwomentoday.com/health/rhythm.html

Download Audio

Tipe Bahan: 
Kolom e-Wanita: 
kategori: 

Komentar