Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs Wanita

Artikel

Sahabat-sahabat Yesus saat itu tidak sedang mengharapkan apa yang akan mereka lihat. Meskipun mereka telah mendengar dan mengikuti pengajaran Yesus dengan saksama selama 3 tahun, mereka benar-benar tidak pernah mengerti sepenuhnya bahwa Dia akan bangkit dari kematian. Maka, tentunya mereka tidak akan memunyai alasan untuk mengarang cerita-cerita yang mengklaim bahwa mereka telah melihat Dia. Bagi mereka, itu pun bukan pilihan. Sudah pasti, mereka kehilangan Yesus.

SUDAH SELESAI

Ketika Yesus mati, Ia sungguh mengetahui bahwa pekerjaan-Nya telah selesai. Yesus, sang Gembala Agung, menyerahkan nyawa-Nya dengan sukarela bagi domba-domba-Nya. Ia berseru, "Sudah selesai" (Lukas 23:46). "Apa pun maksud [seruan] itu," kata Dr. G. Campbell Morgan, "tujuan kedatangan-Nya, tujuan kepergian-Nya, itu telah selesai sepenuhnya dan lengkap." Penikaman lambung Yesus dengan tombak membuktikan dua hal. Pertama, apa yang difirmankan Tuhan telah tercapai dengan setepat-tepatnya. Tidak satu pun tulang-Nya yang dipatahkan (Mazmur 34:20; Keluaran 12:46; Zakharia 12:10; Mazmur 22:16).

Musuh utama Allah juga memunyai andil dalam penderitaan dahsyat Yesus di Getsemani. Sebagai makhluk yang dahulu paling ditinggikan di antara makhluk ciptaan Allah lainnya, Iblis telah memimpin suatu pemberontakan melawan Allah di surga pada masa-masa prasejarah. Alkitab tidak memberi keterangan detail mengenai hal itu, namun syair-syair misterius untuk Raja Babel dalam Yesaya 14 dan Raja Tirus dalam Yehezkiel 28 dengan jelas berisi sindiran mengenai jatuhnya makhluk kegelapan yang memanipulasi para raja ini untuk tujuan kejahatan.

Alkitab mengatakan bahwa setelah Yesus bangkit dari antara orang mati, Ia menampakkan diri berulang-ulang selama empat puluh hari kepada murid-murid-Nya dan beberapa orang dekat-Nya. Dalam penampakan tersebut, Ia tentu mempunyai maksud-maksud, seperti membuktikan bahwa Ia sungguh-sungguh telah bangkit dan sudah menang terhadap maut, mengajar murid-murid tentang Kerajaan Allah (Kisah Para Rasul 1:3), dan mendelegasikan pemuridan kepada murid-murid-Nya.

Penting bagi kita untuk mencermati lebih dekat bagaimana dua belas pengikut terdekat Tuhan tanpa sadar telah menjadi alat Iblis dalam peperangan Iblis melawan Yesus. Setidaknya, Iblis memunyai dua tujuan ketika bekerja melalui sahabat Yesus. Pertama, ia sangat ingin meyakinkan Yesus bahwa manusia tidak layak menerima semua rencana yang akan dilakukan-Nya bagi mereka. Kedua, ia sangat membenci sang Juru Selamat sehingga bahkan jika ia gagal melaksanakan tujuan ini, ia dapat menambah penderitaan dan rasa malu dalam perjalanan-Nya ke kayu salib.

Sudah berapa kalikah Anda merayakan Paskah, hari Kebangkitan Tuhan? Mungkin ada yang akan menjawab sudah sejak kecil, sejak saya mulai bisa mengingat. Ada juga yang akan menjawab sudah sejak saya menjadi Kristen atau mungkin baru sekali ini.

Mengapa Yesus turun dari surga, masuk dunia gelap penuh cela, berdoa, bergumul dalam taman, dan cawan pahit pun diterima-Nya. Mengapa Yesus menderita didera dan mahkota duri pun dipakai-Nya? Mengapa Yesus mati bagi saya? Kasih! Ya, karena kasih-Nya.

Untuk Membatalkan Tuntutan Hukum Taurat Terhadap Kita

"Kamu juga, meskipun dahulu mati oleh pelanggaranmu... telah dihidupkan Allah bersama-sama dengan Dia, sesudah Ia mengampuni segala pelanggaran kita, dengan menghapuskan surat hutang, yang oleh ketentuan-ketentuan hukum mendakwa dan mengancam kita. Dan itu ditiadakan-Nya dengan memakukannya pada kayu salib." (Kolose 2:13-14)

UNTUK MENANGGUNG MURKA ALLAH

Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!" (Galatia 3:13)

Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian (propisiasi) karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya. (Roma 3:25)

Bayangkan apa yang akan dialami para murid-murid Yesus jika pada akhir pekerjaan-Nya di bumi, Yesus Kristus tiba-tiba menghilang, mengabaikan hal yang paling ditakutkan dalam peradaban manusia -- maut. Mungkin tiba-tiba firman-Nya hanya akan menjadi sekadar kata-kata tak berarti, dan makna agung dari pengorbanan-Nya di kayu salib mungkin hilang. Semua hal yang dilakukan-Nya, selain kematian-Nya, mungkin akan membuat firman-Nya dianggap palsu, sedangkan Tuhan tidak memberikan segala sesuatu yang palsu kepada kita.

Pengenalan Masalah

Kristus sendiri yang memberitahukan kepada kita maksud kedatangan-Nya di dunia ini. Ia berkata, "Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang." (Lukas 19:10) Dalam kesempatan yang lain, Ia berkata bahwa Anak Manusia datang "untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang." (Markus 10:45)

Allah Anak Pelaku Penebusan Kita

Karena Allah Anak dengan penuh kerelaan melakukan apa yang telah direncanakan oleh Bapa, kita dapat mengatakan bahwa Ia juga adalah pelaku penebusan kita. Yesus berkata: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya." (Yohanes 4:34) Ada 3 cara yang di dalamnya Kristus menunjukkan kerelaan-Nya menjadi pelaku penebusan:

Hukum entropi dalam Termodinamika II menyimpulkan bahwa terjadi penyusutan zat. Semua benda dalam dunia ini mengalami penyusutan bobot. Kita sedang mengalami penyusutan bobot. Rasul Paulus mengatakan, "Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah." (Roma 2:23) Jelas sekali bahwa di hadapan Allah, manusia sedang menyusut. Ya, tidak dapat dimungkiri kita semua sedang menyusut.

Kata melayani di dalam kehidupan orang Kristen, merupakan kata dasar yang tidak boleh terpisahkan dari rencana Allah terhadap dunia dan manusia di dalamnya.

Kasih terdapat di mana-mana. Kasih terdapat di balik setiap kisah cinta, menjadi tema setiap sajak dan setiap lakon pementasan yang menyentuh kalbu dan memesona perhatian manusia. Kasih telah menjadi dasar dari perjuangan patriotisme, usaha perikemanusiaan. Namun sesungguhnya, terdapat perbedaan besar antara "Kasih Manusiawi" human love dan "Kasih dalam Roh" atau "Kasih Ilahi" divine love.

Pages