Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs Wanita

Artikel

"Allah menciptakan manusia itu menurut gambar Allah diciptakan-Nya: laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka," kata penulis Kitab Kejadian. Menurut legenda Yunani, adalah Zeus yang pertama-tama menciptakan makhluk tanpa jenis kelamin. Kemudian, dalam kemarahan ilahinya, ia membagi makhluk ini menjadi laki-laki dan perempuan. Pembagian manusia ke dalam dua jenis kelamin ini, dipahami sebagai suatu keadaan yang tidak sempurna, suatu kekuatan manusia yang semakin melemah karena kedua jenis kelamin itu berjalan di dua jalur yang saling bertentangan.

Ketika Allah menciptakan wanita, Ia menciptakan seorang penolong bagi laki-laki yang sepadan dengan dia (Kejadian 2:20). Dan sejak saat itu sampai sekarang, peranannya ialah sebagai penolong. Maksud Allah tersebut dapat dikelabui oleh kebiasaan-kebiasaan dan kebudayaan yang memuat tata cara dan tata nilai terhadap peranan dan kedudukan kaum wanita dari masa ke masa. Dewasa ini, sudah terjadi perseteruan antara dua posisi, yaitu kedudukan wanita dalam gereja dan masyarakat. Kedua pandangan tentang peranan wanita dan statusnya adalah: pertama, paham tradisional, bahwa wanita hanyalah sebagai ibu rumah tangga. Yang kedua adalah wanita karier, yang berarti bahwa wanita dapat mengambil bagian dalam fungsi sosial atau masyarakat sebagaimana halnya kaum pria. Selayang pandang terhadap sejarah membuktikan kebenaran tersebut.

"Apa pun yang kamu lakukan, dalam perkataan ataupun perbuatan, lakukan semua itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur kepada Allah Bapa, melalui Dia." (Kolose 3:17, AYT)

Aborsi ....

Stres karena "kecelakaan" ....

Selingkuh ....

Kehamilan yang tidak diingini ....

Takut disebut perawan tua ....

Itulah alasan mengapa seks menjadi topik yang tetap menarik untuk didiskusikan sampai pada zaman modern ini.

Standar dan Moralitas Seks

Melalui Telinga

Konflik dan perselingkuhan merupakan masalah yang selalu menjadi sorotan dalam pernikahan, yang dapat menyebabkan hancurnya rumah tangga. Kenyataan ini tidak saja tampak dalam kehidupan pernikahan yang berusia muda, tetapi juga terjadi pada pasangan yang usia pernikahannya sudah lama.

Suka Duka Wanita Karir

Sambil menantikan suami saya turun dari kantornya di wilayah jalan Sudirman, saya memperhatikan beberapa karyawan wanita yang baru saja pulang kerja. Cukup banyak. Ach..... lebih banyak lagi wanita dengan berbagai macam mode pakaian kerja berjalan di sepanjang jalan Jenderal Sudirman.

Apakah yang dimaksud dengan pernikahan sehat? Bagaimana ciri-ciri dari pernikahan sehat? Silakan menyimak ringkasan diskusi TELAGA berikut ini yang dipandu oleh Pdt. Paul Gunadi.

Pertimbangan mengenai Perbedaan Iman dan Usia

Jawaban Untuk Pertanyaan Imelda

Pertanyaan :

Sebagai orang kristen, apakah dibenarkan mempunyai pasangan hidup yang berbeda agamanya ?

Jawaban dari Yohanes Santosa

Saya akan menjawab dari segi iman Kristen dulu. Mungkin lebih tepat jika anda tanyakan : apakah boleh orang yang beriman pada Kristus kawin dengan orang yang berbeda imannya. Hemat saya, sebaiknya tidak.

Dalam kehidupan sehari-hari banyak orang yang mengatakan bahwa jodoh itu di tangan Tuhan sehingga tak jarang pula kita jumpai orang yang hanya pasif dalam menantikan jodoh atau pasangan hidupnya. Sebenarnya bagaimana pandangan kita sebagai orang Kristen menyikapi pendapat yang seperti ini? Anda penasaran? Segera saja simak cuplikan perbincangan dengan Pdt. Dr. Paul Gunadi, Ph.D. mengenai perjodohan atau pasangan hidup. Selamat menyimak!

Perjodohan memang masalah yang pelik. Berapa banyak di antara kita yang begitu yakin akan jodoh kita sebelum menikah namun mengalami kebingungan setelah menikah? Sebelum menikah dengan pasti kita mengatakan bahwa dia adalah jodoh kita tetapi setelah menikah, dengan keyakinan yang sama kita berkata bahwa dia bukan jodoh kita.

Memilih jodoh yang tepat bagi orang beriman, betul-betul suatu upaya penuh pergumulan. Mengapa tidak, karena hal menurut pimpinan Tuhan dalam hal jodoh, ternyata mempunyai sisi-sisi yang begitu kompleks. Allah adalah Allah yang hidup, dan ternyata tidak menginginkan pergumulan yang sama pada setiap anak-anak-Nya.

"Melajang seringkali dipandang sebagai hal yang tidak biasa, kurang beruntung, tidak alami dan bahkan tidak diinginkan," ungkap seorang penulis artikel yang antusias. Lalu penulis itu melanjutkan bahwa pandangan itu sekarang telah berubah. Hidup melajang "bukan lagi merupakan cacat sosial". Pada kenyataannya, orang-orang yang masih lajang menikmati penerimaan sosial yang jauh lebih besar daripada sebelumnya .... Pernyataan hidup melajang telah dijunjung sejajar dengan pernyataan pernikahan, menjadikan status pernikahan murni sebagai masalah pilihan pribadi.

Ada orang Kristen yang menikah, tapi ada juga yang tetap hidup membujang. Namun jelas bahwa ada lebih banyak orang yang menikah daripada yang membujang, sebab pernikahan merupakan rencana Tuhan untuk manusia. Banyak orang Kristen yang memilih hidup lajang (walaupun tidak semuanya) karena Tuhan telah memberikan kepada mereka karunia khusus untuk hidup lajang (the gift of celibacy). Allah telah menjadikan mereka sedemikian rupa sehingga dengan tetap hidup lajang mereka dapat melaksanakan kehendak-Nya dengan lebih baik.

Pada suatu tengah malam, saya bercakap-cakap dengan Tuhan begini:

Bapa, mereka minta saya berbicara mengenai hidup melajang. Mengenai kehidupan saya sendiri sebagai wanita yang melajang, sehubungan dengan iman Kristen saya.

Pages