Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs Wanita
Perempuan dalam Kitab Injil Lukas
Dalam tahun-tahun belakangan ini, ilmu pengetahuan tentang Alkitab melihat meningkatnya ketertarikan terhadap peran perempuan dalam Alkitab. Sayangnya, ketertarikan ini terlalu sering didorong oleh atau bercampur dengan mentalitas feminis modern yang berupaya untuk membebaskan perempuan dari penindasan patriarkal yang dibayangkan terhadap signifikansi dan kontribusi mereka dalam sejarah. Akibatnya, sering kali adalah melebih-lebihkan, salah penerapan, atau perluasan yang dipaksakan dari apa yang mungkin menjadi sebuah pengamatan yang logis. Kecenderungan ini, karenanya, menciptakan reaksi otomatis dan tidak dipikir panjang yang kolot, menentang semua gagasan tentang peran perempuan dalam Kitab Suci. Reaksi apa pun yang tak terelakkan seperti itu menjadikan kita lebih buruk ketika kita melepaskan konsep logis hanya karena kesalahan penerapannya oleh orang lain.
Perempuan dalam Kitab Injil Lukas
Jelas tanpa dipengaruhi oleh gerakan perempuan modern, penafsir abad ke-19 Alfred Plummer menyebut kitab Injil Lukas sebagai "Kitab Injil Kaum Perempuan." Dalam kitab-kitab Injil sinoptik (Matius, Markus, dan Lukas), hanya ada dua kisah yang melibatkan perempuan yang tidak dicatat oleh Lukas -- peristiwa dengan perempuan Siro-Fenisia dan Maria yang mengurapi kaki Yesus. Lukas menceritakan beberapa kisah lain dibandingkan satu atau lebih dari yang ada dalam kitab-kitab Injil sinoptik lainnya. Akan tetapi, Lukas juga mencatat sejumlah bagian signifikan yang mengejutkan yang melibatkan perempuan yang unik dalam kitab Injilnya, baik dalam keseluruhannya maupun dalam pengembangan fokus mereka pada perempuan.
Misalnya, kisah kelahiran Kristus (pasal 1 dan 2) unik dalam detail perhatian pada kata-kata, emosi, dan tindakan Elisabet dan Maria. Perhatikan, misalnya, Elisabet mengandung Yohanes, pemberitahuan Gabriel kepada Maria dan dia mengandung Sang Mesias, kunjungan Maria kepada Elisabet, dan puji-pujian Maria, peran Elisabet yang tidak biasa dalam pemberian nama untuk Yohanes, tanggapan Maria kepada berita para gembala, dan kata-kata Simeon yang ditujukan secara khusus kepada Maria. Banyak sekali detail dari Lukas yang bisa dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya tanya jawab dengan Maria dan mungkin Elisabet, yang memberi Lukas bahan materi secara langsung. Bagaimanapun dia mendapatkannya, kenyataannya adalah tetap, yaitu Roh Kudus mengarahkan dimasukkannya materi ini dalam catatan kitab Injil Lukas untuk sebuah alasan. Bagan-bagian ini kaya dengan detail yang penuh informasi yang menyampaikan kebenaran, kekuatan, dan inspirasi kepada semua pembaca dan kepada para perempuan khususnya; mereka hanya memerlukan penyelidikan dan perenungan pribadi.
Kitab Lukas terdiri dari banyak bagian lain, yang menjadikan kitab Injilnya unik, yang memfokuskan perhatian pada perempuan. Hana, nabi perempuan (2:36-38); janda di Nain yang anaknya dibangkitkan oleh Yesus (7:11-15); seorang perempuan berdosa yang mengurapi kaki Yesus (7:36-50); perempuan-perempuan yang bepergian bersama, melayani, dan menyediakan keperluan Yesus dari pebendaharaan mereka sendiri selama pelayanan-Nya (8:1-3); kunjungan Yesus ke Marta dan Maria (10:38-42); perempuan yang berkata-kata saat Yesus sedang mengajar (11:27-28); perempuan bungkuk yang disembuhkan Yesus pada hari Sabat (13:10-17); kata-kata Yesus kepada para perempuan yang mengikuti Dia ke Golgota (23:27-28). Semua catatan dan pengetahuan yang membangkitkan minat ini hanya terdapat di Kitab Lukas. Kitab Lukas adalah satu-satunya Kitab Injil yang menggunakan perempuan untuk menggambarkan kepedulian dan sukacita Allah (perumpamaan tentang uang perak yang hilang), bahayanya hati yang mencintai dunia (Ingat istri Lot!), atau upah atas doa yang dinaikkan terus-menerus (perumpamaan tentang hakim yang tidak adil). Contoh-contoh lain di kitab Lukas yang tidak sama dengan kitab-kitab Injil lainnya karena menekankan perempuan tersedia bagi pembaca Alkitab yang ingin tahu.
Sebagai contoh, catatan tentang perempuan berdosa yang mengurapi kaki Yesus (7:36-50) memiliki implikasi yang sangat besar untuk kedalaman kasih kita dan ekspresi pengabdian kita kepada Kristus. Benar-benar tidak takut dengan pandangan berani dari orang-orang Farisi yang adalah pemimpin dan merasa diri-benar, perempuan berdosa dari jalanan ini memasuki rumah dan menginterupsi jamuan makan untuk mengekspresikan pengabdiannya dan utang kepada Yesus atas kasih sayang-Nya yang tidak bersyarat untuk dirinya. Tidak mampu menahan emosinya, dia menangis di kaki Yesus, membasuhnya dengan air matanya, dan mengeringkannya dengan rambutnya sendiri!
Bisakah Anda bayangkan potret yang lebih jelas dari kasih yang hina dina/rendah, menyangkali diri sendiri, dan yang tidak terbatas bagi Yesus Kristus? Mengurapi kaki Yesus dengan hadiah yang mahal menekankan rasa terima kasihnya, perempuan ini mewujudnyatakan apa artinya mengasihi Yesus Kristus dengan pengabaian mutlak. Dan, Tuhan memakai semangatnya dan tindakannya untuk mengajar teolog-teolog yang sedang menyaksikan dengan keraguan di sekitar meja itu bahwa mereka yang paling mengasihi adalah mereka yang paling sadar akan utang yang atasnya mereka telah dibebaskan oleh Yesus, dan akan ikatan yang daripadanya mereka telah dilepaskan. Mereka yang mengasihi Kristus dengan sungguh adalah mereka yang memikirkan dengan mendalam tentang kasih Kristus bagi mereka. Mereka yang sedikit mengasihi, mereka yang tidak tahu apa-apa tentang pengalaman jiwa perempuan ini, mereka yang melihatnya hanya sebagai bentuk aneh dari perbuatan agamawi, hanya menunjukkan kikirnya jiwa mereka sendiri; kesadaran mereka tentang apa yang telah diperbuat Yesus bagi mereka benar-benar dangkal. Salah satu kebenaran paling besar dari pengalaman orang Kristen diajarkan melalui seorang perempuan -- dan hanya Lukas yang mencatatnya.
Plummer melakukan pengamatan yang menarik bahwa tidak ada peristiwa dalam kitab Lukas atau kitab-kitab Injil lainnya mengenai "seorang perempuan yang dimusuhi oleh Kristus". Ini juga signifikan bahwa dengan satu pengecualian dari Rasul Yohanes, kita tidak memiliki catatan yang jelas ke mana murid-murid yang lain selama penyaliban Yesus terjadi. Akan tetapi, ketiga kitab Injil sinoptik memberikan perhatian khusus pada perempuan yang hadir saat penyaliban sebagai "saksi terhadap peristiwa yang merupakan inti berita Injil". Kita tahu di mana para perempuan saat itu; tetapi di manakah para laki-laki?
Perempuan dalam Kitab Kisah Para Rasul
Penekanan Lukas yang istimewa pada perempuan tidak dibatasi pada kitab Injilnya. Kisah Para Rasul, juga ditulis oleh Lukas, berisikan beberapa macam referensi tentang perempuan yang sangat menarik juga dan cocok dengan pola Lukas sebelumnya yang berfokus pada tindakan, sikap, tanggapan, dan peran perempuan. Frasa "laki-laki dan juga perempuan" sering muncul di Kisah Para Rasul untuk menegaskan fakta bahwa perempuan dan juga laki-laki berdoa (1:14), percaya (5:14), dibaptis (8:12), dipenjara (8:3; 22:4), dan dianiaya (9:2). Juga ada banyak referensi mengenai perempuan-perempuan secara khusus dan tindakan mereka: Maria (ibu Yesus), Safira yang berkomplot melakukan kebohongan, Dorkas yang murah hati, Rode yang mudah bersemangat, Lidia petobat Eropa yang pertama, seorang gadis yang dirasuki roh jahat, seorang di Athena yang bertobat bernama Damaris, Prisilla istri Akwila, termasuk janda-janda yang terabaikan, janda teman-teman Dorkas, dan perempuan yang berkumpul untuk berdoa dengan Lidia di Filipi. Ada juga beberapa referensi yang menarik mengenai perempuan tertentu yang tidak disebutkan namanya tetapi adalah "perempuan-perempuan yang menonjol" (13:50; 17:4, 12).
Kesimpulan
Kiranya survei singkat ini cukup membangkitkan hasrat Anda. Lukas menunjukkan perhatian dan pengetahuan yang unik mengenai perspektif, pengalaman, tanggapan, karakteristik, keterlibatan, dan bahkan contoh peran perempuan. Sebuah studi pribadi tentang perempuan dalam tulisan Lukas menghasilkan banyak hal untuk dipikirkan, kebenaran untuk diaplikasikan, dan nilai untuk ditiru. Mulailah eksplorasi Anda sendiri secara sistematis dan dengan sungguh-sungguh melalui bahan ini dan temukan betapa Allah ingin melayani Anda dari bagian-bagian khusus dalam Firman-Nya ini.
Tentu saja, ada lebih banyak lagi bahan untuk dan tentang perempuan dalam seluruh Kitab Suci selain dalam tulisan Lukas. Bagaimanapun, sebuah penekanan seperti tulisan Lukas seharusnya memberikan kepada perempuan pada segala zaman dan kondisi sebuah dorongan yang lebih untuk mempelajari perempuan yang kisah dan pengalamannya dengan Allah jelas-jelas dimasukkan sebagai pelayanan khusus kepada anak-anak-Nya perempuan. (t/Jing-Jing)
Diterjemahkan dari: | ||
Nama situs | : | Proclaim & Defend (A Ministry of The FBFI) |
URL | : | http://www.proclaimanddefend.org/2013/10/21/women-in-lukes-gospel/ |
Judul asli artikel | : | Women in Luke's Gospel |
Penulis artikel | : | Layton Talbert |
Komentar