Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs Wanita

DUNIA WANITA

Jumat Agung merupakan peringatan kematian Tuhan Yesus Kristus. Itu merupakan saat yang mencekam menjelang kematian Tuhan Yesus. Firman Tuhan mengatakan bahwa karena kasih-Nya bagi dunia ini, Ia rela meninggalkan takhta suci-Nya dan datang ke dunia supaya siapa yang menerima dan percaya kepada-Nya diselamatkan dan diberi kehidupan kekal (Yohanes 3:16). Namun, tidak berhenti sampai di sini saja.

Ketika Maria berdiri di kubur yang kosong sambil menangis, Yesus berdiri di dekat situ. Anehnya, dia tidak mengenali-Nya. Apakah karena dia menangis terisak-isak sehingga pandangan matanya kabur; atau matanya "dihalangi" seperti mata kedua murid yang sedang berjalan ke Emaus dan tidak mengenalinya (Lukas 24:31). Kristus berpakaian sedemikian rupa sehingga dia tidak mengenalinya lagi?

Akhir-akhir ini, saya telah banyak berdiskusi tentang bagaimana mengenal Allah. Orang-orang ingin tahu bagaimana mendengar suara-Nya, bagaimana menjadi lebih dekat dengan-Nya, dan bagaimana meningkatkan hubungan mereka dengan-Nya ke level berikutnya. Sekarang, saya ingin membahas sedikit tentang bagaimana lebih dekat dengan Allah. (Untuk informasi lebih lengkap lagi, saya juga menulis sebuah artikel berjudul Bagaimana Mendengar dari Allah dalam situs saya.)

Dua hari berturut-turut seorang perempuan berusia 35 tahun datang menjumpai kami untuk mencari pekerjaan sebagai pembantu rumah tangga. Penulis mencoba menggali informasi darinya. Perempuan itu menyatakan bahwa jika dia tidak mendapatkan pekerjaan, dia harus pulang ke desa, tetapi ia tidak punya ongkos. Penulis dan istri sepakat memberi ongkos agar dia dapat pulang ke desa. Namun kami mencoba melihat apakah dia benar-benar dapat bekerja dan sampai di mana keterampilannya. Jika memungkinkan, kami usahakan untuk merekomendasikannya bekerja di keluarga lain.

Suasana dalam keluarga Kristen, sebagaimana seharusnya suasana dalam gereja, adalah suasana "saling mengasihi", "saling menerima", "saling mengampuni". Setiap manusia, setiap kita, memerlukan ke-3 hal ini untuk tercapainya keutuhan kehidupan kita, dan kita memerlukannya baik dalam kehidupan keluarga, maupun dalam kehidupan gereja.

Belum lama ini saya mendengar tentang sepasang suami istri yang membangun sebuah rumah. Mereka membuat hanya satu kesalahan -- mereka membangun tanpa cetak biru. Akibatnya, bangunan itu memunyai kamar tidur yang banyak, tetapi tidak ada ruang makan atau dapur. Sebuah cerita yang agak bodoh, tetapi cerita ini menunjukkan suatu maksud yang baik.

Anda.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, materialisme berarti pandangan hidup yang mendasarkan segala sesuatu, termasuk kehidupan manusia, di dalam alam kebendaan semata-mata. Materialisme berarti mengesampingkan segala sesuatu yang mengatasi alam indera. Dunia materi merupakan satu-satunya pokok atau tujuan utama. Manusia tidak memiliki unsur rohani; tidak ada Allah; tidak ada sesuatu di balik dunia jasmani. Yang ada hanyalah apa yang dapat ditangkap oleh panca indera. Orang-orang yang memegang pandangan ini, memunyai tujuan hidup hanya untuk meraih dan menikmati hal-hal materi saja, termasuk kepuasan tubuh jasmani.

Butuh uang dan cinta uang merupakan dua hal yang berbeda. Namun kedua hal ini dapat menjadi terkait jika kita sudah terpikat dengan cinta uang. Setiap kita pasti membutuhkan uang: untuk membeli makanan, minuman, bahkan untuk ke toilet. Oleh karena itu, tidaklah masuk akal jika ada orang yang mengatakan bahwa kita tidak memerlukan uang lagi, atau bahwa uang adalah jahat. Setiap kita membutuhkan uang, sebab dengannya kita dapat bertransaksi atau melakukan jual beli.

Ketika hendak menentukan resolusi tahun baru atau tujuan tahun ini, peganglah prinsip-prinsip Alkitabiah berikut ini dalam benak Anda:

1. Carilah Tuhan

Dari tahun 1712 sampai dengan tahun 1748, kota London adalah tempat kediaman dua orang pria yang terkenal semasa hidupnya, dan yang masih tetap terkenal sampai sekarang. Mereka adalah Isaac Watts dan George F. Handel. Kedua orang itu hidup melajang. Dalam Westminster Abbey, yaitu gereja kenegaraan di Britania Raya, terdapat ukiran yang mengingatkan orang-orang akan mereka.

Ada empat rahasia yang perlu kita pelajari untuk menjaga rumah tangga kita agar tidak roboh di tengah-tengah hujan, angin ribut, dan banjir yang melanda rumah tangga kita.

Apakah wanita harus tetap melayani suaminya? Perdebatan ini tampaknya muncul sebagai perdebatan yang tidak berujung -- khususnya akhir-akhir ini.

Terkadang saya bertanya-tanya apakah kita tidak merindukan kebersamaan kita dalam perang yang panas ini. Dalam Efesus 5, Paulus mengawali tegurannya kepada para suami serta istri, "Hormatilah Kristus dengan saling melayani." (Efesus 5:21, FAYH) Para pria akan segera sadar, bahwa dalam pernikahan, Paulus memberikan waktu dan perhatian kepada tanggung jawab para pria dua kali lebih banyak daripada tanggung jawab para istri.

Kekacauan peranan dan tanggung jawab antara suami dan istri sangat berpotensi menyebabkan konflik serius dan menjadi sumber berbagai persoalan dalam kehidupan keluarga.

Sebagai istri-istri, istri-istri Kristen, saya tidak berpikir bahwa kita menyadari kekuatan doa dan seberapa pentingnya dalam pernikahan. Kita memiliki tanggung jawab sebagai istri Kristen untuk menolong suami kita, dan bagian dari itu adalah berdoa untuk mereka setiap hari.

Tuhan mengizinkan banyak ibu menghadapi persoalan dengan memunyai seorang suami yang tidak percaya, tidak ada simpati terhadap kekristenan. Menurut Ceil Rosen dalam sebuah artikel berjudul My Fateful Choice dalam majalah The Christian Reader edisi November/Desember 1977, jika Anda menghadapi persoalan yang sama, ada dua faktor yang dapat menolong Anda untuk mengatasinya dengan memuaskan.

Pages